Malang betul nasib pedagang kaki lima alias PKL di kawasan Pejuang, Medan Satria, Kota Bakasi, Jawa Barat. Mereka harus merogoh kocek dalam-dalam untuk berikan sumbangan kepada salah satu ormas yang akan berulang tahun.
Dikutip dari laporan SuaraBekaci.id, beredar surat dari salah satu ormas yang ditujukan kepada para pedagang di Medan Satria, Kota Bekasi.
Dalam kop surat itu tertera logo dan nama ormas Gabungan Inisiatif Barisan Anak Siliwangi (GIBAS). Isi surat menerangkan bahwa mereka meminta para PKL berpartisipasi untuk acara ulang tahun organisasi mereka.
“Kami keluarga besar Gibas Kelurahan Pejuang, Kota Bekasi ingin memberitahukan bahwasanya dengan menyambut 17 Agustus HUT RI yang ke 78 dan sekaligus pas berdekatan dengan ulang tahun / milad Gibas yang ke 23 tahun, kami mohon untuk kerja samanya, bantuannya, partisipasinya, agar kami bisa mensukseskan acara kami dan hajat kami yaitu milad Gibas,” tulis surat tersebut.
Salah satu PKL mengaku merasa keberatan dengan surat edaran tersebut. Pedagang berinisial P (31) mengatakan bahwa permintaan tersebut membuat resah para pedagang. Pasalnya, hal serupa sudah sering terjadi.
“Meresahkan sih, soalnya udah sering itu, setiap acara minta-minta. Terutama hari raya besar. Kalo hari raya engga nentu sih, tapi yang sekarang gede banget sampe Rp100 ribu,” ujar P.
“Keuntunganya kami aja belum tentu dapat Rp100 ribu,” sambungnya.
Sementara itu, Kapolsek Medan Satria, Kompol Nur Aqsha Ferdianto buka suara terkait keluhan warga ini.
Namun ia mengatakan harus mengecek terlebih dahulu informasi tersebut.
“Nanti kita cek dulu ya, belum tahu bener atau tidaknya. Kan masih kita cek dulu, kita pastikan dulu,” kata Aqsha.
“Ya nanti kita lihat dulu ininya bener atau enggaknya. Kalau misalkan itu kan kita gak bisa ambil keputusan sepihak, kalo memang ada ininya kita tindak, tapi kan kita lihat dulu memang benar atau engga,”
Sayangnya, saat ditanya tindakan apa yang akan dilakukan pihak kepolisian apabila terbukti para pedagang dimintai sejumlah uang untuk kepentingan ormas, Aqsha tak mampu menjawab dengan tegas.
"Kita cari dulu kebenaran beritanya (benar) atau engga. Takutnya beritanya gak bener, beritanya simpang siur, nanti kita sudah ambil statement seperti apa nanti kita salah,” jelasnya.