Pemerintah Indonesia dan Boeing telah menandatangani kesepakatan pembelian jet tempur dengan teknologi canggih, F-15EX. Pembelian ini cukup menyita perhatian media asing, termasuk apa motif di baliknya.
Media Asia Times menyebut Indonesia memilih F-15X untuk menangkal ancaman dari China di lautan. 'Indonesia picks the F-15EX to push back on China', demikian headline mereka.
"Indonesia akan membeli jet tempur F-15 anyar dari Amerika, yang merupakan langkah terbaru Jakarta untuk memodernisasi angkatan udaranya yang menua dan meningkatkan pertahanannya, khususnya terhadap China di Kepulauan Natuna di tepi Laut China Selatan," tulis mereka.
"Merespons pembelian Rafale oleh Indonesia, AS menyetujui penjualan F-15EX, yang jika akhirnya dibeli, akan melengkapi armada F-16 yang sudah ada.
Program pengadaan jet tempur Indonesia yang beragam, melibatkan pembelian strategis dari berbagai kekuatan global menggambarkan komitmen mempertahankan kebijakan luar negeri yang independen dan aktif," tambahnya.
Hal serupa diberitakan media Nikkei yang berbasis di Jepang.
"Beberapa tahun terakhir telah terjadi sejumlah insiden yang melibatkan kapal Indonesia dan China di Laut China Selatan, termasuk perselisihan antara penjaga pantai China dan kapal angkatan laut Indonesia," sebut Nikkei.
Mereka menyebut, China juga memprotes aktivitas pengeboran minyak dan gas Indonesia di zona ekonomi eksklusifnya di lepas pantai Natuna, dan penetapan perairan di sana sebagai Laut Natuna Utara. China mengatakan perairan tersebut adalah bagian dari wilayah penangkapan ikan mereka.
"Ketegangan regional itu menambah urgensi rencana Jakarta meningkatkan kemampuan pertahanannya, seiring program pemerintah untuk memodernisasi peralatan dan persenjataan militer negara yang sudah tua, yang diumumkan lebih dari satu dekade lalu, berjalan lambat," tulis Nikkei.
Adapun AFP menyoroti kedekatan militer AS dan Indonesia.
"Pada tahun 2022, ribuan tentara Indonesia dan AS mengadakan latihan militer bersama ketika Washington dan sekutunya menyatakan keprihatinan yang semakin besar terhadap meningkatnya keagresifan China di Pasifik," tulis mereka.
Latihan di Indonesia yang dikenal sebagai Garuda Shield itu terjadi setelah Beijing melancarkan latihan perang yang belum pernah terjadi sebelumnya di sekitar Taiwan, yang diklaimnya sebagai bagian wilayahnya.
"Setidaknya 4.000 tentara Amerika dan Indonesia bergabung dalam latihan dua minggu tersebut bersama pasukan dari Australia dan Singapura serta Jepang, yang berpartisipasi dalam latihan tersebut untuk pertama kali. Washington mengatakan latihan itu tidak ditujukan pada negara tertentu," sebut AFP.