Seperti para peserta upacara lain, dalam acara peringatan HUT RI ke-78 yang digelar di Istana Negara, Presiden Jokowi juga mengenakan kostum khas.
Berbeda dengan Ibu Negara Iriana yang memilih busana adat Bali, Jokowi tampil gagah dengan busana warna hitam yang dilengkapi penutup kepala berbentuk unik.
Usut punya usut, kostum itu merupakan busana raja dari zaman kerajaan Mataram Islam.
Namun, kemudian justru banyak yang menghubungkan kostum tersebut dengan busana yang dikenakan Amangkurat I dalam lukisan raja keempat Mataram Islam tersebut.
Terkait panasnya pembahasan tentang sosok raja Mataram Islam itu, sederet fakta kelam terkait Amangkurat I pun terungkap.
Ya, meski merupakan seorang pemimpin kerajaan besar, rupanya Amangkurat I memiliki berbagai skandal hingga banyak yang menyebutnya sebagai 'raja zalim'.
Berikut sederet fakta kelam Amangkurat I, sang raja keempat Kerajaan Mataram Islam.
1. Saat masih menjadi putra mahkota, ia pernah terjerat dalam hubungan terlarang dengan istri Tumenggung Wiraguna yang seorang abdi dalem senior.
Pangeran Alit yang merupakan adik Amangkurat I pun memilih membela Wiraguna dalam kasus ini.
2. 10 tahun setelah insiden perselingkuhan tersebut, Amangkurat I yang sudah diangkat menjadi raja mengirim Wiraguna ke wilayah lain dengan kedok mengusir Kerajaan Blambangan.
Namun, sementara Wiraguna jauh dari keluarga dan pendukungnya, Amangkurat I yang masih menyimpan dendam justru membunuh Wiraguna.
3. Amangkurat I kemudian juga membunuh Pangeran Alit yang melakukan pemberontakan ke Keraton Plered saat tahu Wiraguna tewas dibunuh.
4. Takut para ulama pendukung Pangeran Alit memberontak, Amangkurat I lantas membunuh para ulama dan keluarganya.
Pembunuhan massal ini diperkirakan menjatuhkan korban sebanyak 5.000 hingga 6.000 jiwa.
5. Ia juga memerintahkan pembunuhan terhadap Pangeran Pekik, ayah mertuanya, beserta keluarga.
Amangkurat I tak terima lantaran Rara Oyi, gadis yang ingin dijadikannya sebagai selir malah dinikahkan dengan Raden Mas Rahmat.
6. Menjadi antek VOC dan mengizinkan Belanda membuka pos perdagangan di Jawa.
Padahal, Sultan Agung yang merupakan ayah Amangkurat I berperang habis-habisan melawan VOC. ***