Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Duduk Perkara Kisruh di Masjid Raya Sumbar Versi Eks Wali Nagari Air Bangis




 Aksi unjuk rasa besar-besaran yang dilakukan sejumlah warga Air Bangis Pasaman Barat, Sumatera Barat, telah menyita perhatian publik.

Puncaknya, ketika aparat menangkan sejumlah aktivis pro warga Air Bangis yang berlindung di Masjid Raya Sumbar, beberapa hari lalu.

Lantas seperti apa duduk perkara dari persoalan yang terkesan berlarut-larut itu?

Baca Juga: Pupuskan Karir ASN yang Jadi Impian Banyak Orang, Kesuksesan Ajib Hamdani Menjadi Inspirasi

Mantan Wali Nagari Air Bangis, Efif Syahrial angkat bicara. Dikutip dari channel YouTube Padang TV, ia menjelaskan, polemik ini mulai memanas sejak pada hari Senin lalu, terjadi demo besar-besaran.

"Kemudian kita mendengar berita bahwa demo itu adalah atas nama masyarakat Air Bangis. Semua kita tersentak. Saya ditelepon oleh berbagai pihak. Pak Efif, ini kok orang Air Bangis demo besar-besaran," katanya.

Mendengar hal itu, Efif buru-buru mengklarifikasi. 

"Saya sampaikan pada mereka, itu bukanlah orang Air Bangis, tetapi adalah warga Jorong Pigogah Patibubur, penggarap lahan yang ada di sana, yang lahan itu adalah hutan produksi," jelasnya.

Adapun pemicu konflik kata, Efif, yakni sejak terjadinya penangkapan beberapa orang.

"Ada proses penindakan hukum, penegakan hukum yang dilakukan oleh Polda Sumatera Barat kepada para pencuri sawit, penggarap lahan, yang salah satunya adalah anak toke sawit. Kemudian di bawa ke polda," katanya. 

"Setelah itu, masyarakat di sana demo atas penangkapan ini. Di situ ada Polres Pasaman Barat ada Dansat Bruimob, ada puluhan perwira menengah, ada Brimob, ada anggota polsek, bahkan polsek sendiri cedera mereka bikin," sambungnya

Akibatnya, menurut Efif terjadilah beberapa kerusakan.

"Terjadi beberapa kerusakan. Sekitar tengah malam kita diinformasikan tentang kejadian itu. Kejadiannya itu satu minggu yang lalu, sebelum demo," tuturnya.

Setelah mendapat adanya kegaduhan di sana, Efif dan beberapa rekannya kemudian mendatangi lokasi kejadian.

"Saya dan rekan-rekan berangkat ke sana. Jalan mereka blokir, kita singkirkan itu jalan. Kemudian saya masuk ke lokasi pemblokiran demo mereka. Saya hanya berkata singkat, wahai bapak-bapak dan ibu-ibu, saya orang tua kalian. Karena saya lah yang mendirikan Jorong Pigogah," tutur dia.

"Kalian sudah punya sawit, kalian menikmati itu, saya tidak," sambung Efif mengingat percakapan pada sejumlah warga kala itu. 

Lebih lanjut Efif menegaskan, bahwa dirinya adalah warga asli sana.

"Saya asli sana. Kalau wali nagari nggak asli (sana), nggak mungkin."

Lalu, ia menyampaikan, atas dasar itulah dirinya hadir ke tengah-tengah warga Jorong dan menyarankan agar mereka sebaiknya pulang.

"Waktu itu jumlah mereka 800, saya hanya 60 orang. Lalu kenapa saya katakan begitu? Karena saya tidak ingin kalian berbenturan dengan aparat. Jangan sampai tempat ini saya tinggalkan, saya orang tua kalian. Alhamudlilah mereka pulang," kata Efif. 

Ia memastikan, jika dirinya tak hadir maka kondisi akan semakin parah.

"Kalau saya pergi terjadi benturan. Sebab mereka memaksakan kehendaknya. Kehendak mereka agar penegakan hukum yangf dilakukan polda itu dikembalikan, tentu itu tidak mungkin terjadi. Itulah kita jembatani."

Setelah susah payah meyakinkan, mereka pun akhirnya mendengar omongan Efif untuk pulang.

"Kemudian saya berkata pada mereka, sebelum kejadian itu Polres Pasaman Barat sudah siap memfasilitasi warga untuk penyelesaian. Namun mereka menolak. Saya datang, saya tawarkan kepada mereka (untuk memfasilitasi)," tuturnya. 

"Saya janji, saya yang akan pergi di Polda menemani kalian. Inilah janji saya dan janji saya penuhi. Akhirnya Jumat malam saya ditelepon oleh Kepala Jorong. Pak wali ini masyarakat Pigugah mau bertemu dengan pak wali atas janji fasilitasi itu. Dan itu saya penuhi," timpal Efif.

Tapi kala itu Efif minta syarat, agar perwakilan Pigugah bisa menenangkan warganya.

"Saya sampaikan kepada mereka oke. Pertanyaan saya cuma satu, kalian bisa nggak mewakili masyarakat kalian? Mereka mengatakan, kami sudah berusaha Pak Wali, tapi tidak sanggup," tuturnya. 

"Oke kalau tidak, datangkan itu Karmin. Karmin itu bapak orang yang ditahan, toke sawit yang ada di situ. Itu akhirnya mereka telepon, Karmin datang. Saya sampaikan pada Karmin dengan jelas dan tegas, Karmin kita ke polda. Saya fasilitasi. Selagi ada di depan saya, saya jamin tidak akan ada penangkapan. Tapi proses hukum harus dijalankan," katanya lagi.

Tapi sayangnya, kata Efif, Karmin tidak datang.

"Ya udah selesai fasilitasi itu. Karena saya sudah telepon orang di Polda. Inilah kemudian mereka datang ke gubernur, kenapa datang ke pak gubernur?" ujarnya keheranan. (*)

Sumber Berita / Artikel Asli : haluan

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved