Usai menjadi pembicara kuliah kebangsaan FISIP UI, Bacapres Koalisi Perubahan Anies Rasyid Baswedan tiba-tiba langsung mendatangi Sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), Selasa(29/8). Letaknya di Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) Mahasiswa UI.
Namun sekretariat itu kosong, pintunya tertutup dan tidak terlihat satu pun mahasiswa yang berjaga di dalam ruangan.
“Hari ini saya baru selesai memberi kuliah umum di FISIP UI, kemudian saya mampir ke Sekretariat BEM UI untuk merespons undangan debat,” ucap Anies usai datangi markas BEM UI.
Anies mengatakan, ia ingin bersilaturahmi dan mengambil undangan debat yang sempat dilayangkan secara daring oleh BEM UI beberapa waktu lalu.
“Saya pikir bisa ketemu teman-teman dan jika undangannya sudah ada, saya bawa langsung saja,” lanjut Anies.
Anies sempat menunggu beberapa saat di depan sekretariat BEM UI, namun nihil. Anies menduga seluruh anggota sedang menghadiri perkuliahan.
Meskipun begitu Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu mengaku siap hadir untuk melayani tantangan debat yang diberikan
Bacapres Anies Baswedan sambangi markas BEM UI Depok, Jawa Barat, Selasa (29/8/2023). Foto: Dok. Istimewa[/caption]
.“Tapi karena sekretariat kosong dan mungkin teman-teman sedang kuliah jadi saya tunggu saja nanti kalau undangannya sudah siap dan dikirimkan, insya Allah saya hadir (debat),” pungkasnya.
Sebelumnya, Sebelumnya, undangan debat ini diberikan oleh Ketua BEM UI Melki Sedek Huang setelah Mahkamah Konstitusi mengizinkan institusi pendidikan mengundang para calon presiden dengan catatan tidak menggunakan atribut dan alat peraga.
Melki pun memanfaatkan celah ini dengan langsung memberikan undangan terbuka kepada Anies Rasyid Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.
"Jika memang punya nyali, BEM UI mengundang semua calon presiden/bakal calon presiden untuk hadir ke UI karena kami siap untuk menguliti semua isi pikiran kalian. Kami siap menyampaikan aspirasi kami dan mendebat seluruh argumen kalian jika perlu," ungkap Melki.
"Kami tak mau masa depan bangsa ini digantungkan pada calon pemimpin yang hanya berfokus pada kampanye, pencitraan, dan lip service tak bermutu. Kami butuh pemimpin yang cerdas dan berpihak untuk rakyat banyak," tutupnya.