Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

[BREAKING NEWS] Massa di Belitung Demo PT Foresta, Pengunjukrasa Menangis, Angkat Sandal Jepit Simbol Kemiskinan




Mengenakan baju kaus dan celana pendek berwarna biru, Arto seorang pendemo dari Dusun Aik Gede, Desa Kembiri, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung, tak kuasa menahan air matanya.

Saat berorasi dalam aksi demo di depan Kantor Bupati Belitung, Kamis (10/8), suaranya bergetar menceritakan penderitaan dan luapan kekecewaan atas perusahaan sawit PT Foresta Lestari Dwikarya.

“Dulu kami berkebun, berkebun di tanah air kami, dirampas PT Foresta dengan cara dipaksa,” ungkap Arto di tengahtengah massa pendemo.

Suara Arto sempat terbata-bata menceritakan penderitaan yang dialami. Arto sempat mengangkat sandal jepit yang dipakainya sebagai simbol atau menggambarkan kemiskinan dan penderitaan masyarakat akibat ulah dari perusahaan.

Sambil menunjuk kakinya yang bersandal jepit, Arto berseru bahwa masyarakat yang sudah miskin, semakin menderita karena telah dizalimi oleh perusahaan.

“Kami sudah miskin, hati kami tersakiti, terzalimi oleh PT Foresta yang terdampak di daerah kami. Kami miskin. Kami sungguh-sungguh Pak Sanem (Bupati Belitung),” ucapnya.

“Pak Presiden, yang tertinggi negara, Pak Yusril, tolong kami masyarakat yang telah terzalimi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” katanya seraya bercucuran air mata.

Sebelumnya, Korlap Aksi, Martoni juga mengatakan sebelum aksi, mereka menemui orang-orang tua di
kampung.

Saat bertemu, diceritakan lah betapa menderitanya masyarakat yang telah diintimidasi oleh pihak perusahaan. 

“Masyarakat yang semula berkebun singkong lantas diusir, diancam, dan kebun-kebun mereka dirampas,” ujar Martoni.

Sempat ricuh Pantauan Pos Belitung, Kamis (10/8) siang, aksi unjuk rasa sekitar 3 ribuan massa dari 7 desa itu sempat berlangsung ricuh.

Kericuhan dipicu audiensi Bupati Belitung Sahani Saleh dengan perwakilan masyarakat yang dimulai sekira pukul 12.30 WIB, namun setelah sekitar 1,5 jam belum juga rampung, sehingga membuat massa emosi.

Cuaca panas dan luapan kekecewaan menunggu audiensi yang lama, memancing emosi demonstran hingga mereka sempat coba merangsek ke Kantor Bupati Belitung. Kaca patri di depan kantor bupati tampak berlubang terkena lemparan batu.

Masyarakat pengunjuk rasa yang semula bertahan untuk menemui Bupati Belitung, Sahani Saleh, akhirnya gagal berjumpa orang nomor satu di Belitung itu.

Sampai massa bubar, pria yang akrab disapa Sanem ini tak keluar menemui para demonstran.

Masyarakat 7 desa yang melakukan aksi demo di halaman Kantor Bupati Belitung akhirnya pulang sekira pukul 15.00 WIB.

Sekitar 5 jam menggelar aksi unjuk rasa lanjutan polemik dengan PT Foresta Lestari Dwikarya, massa akhirnya bubar setelah dibujuk korlap masingmasing desa.

“Untuk hasil, setelah audiensi walaupun audiensi sangat memakan waktu karena bupati setelah kami surati untuk orasi hari ini agar mengundang dinas terkait, BPN, DPRD, dan forkopimda ternyata mereka belum dihadirkan. Makanya memakan waktu lama sehingga masyarakat tidak tahan menunggu terlalu lama sehingga sempat terjadi gesekan,” ujar Perwakilan Korlap, Martoni.

Polisi terluka

Sementara dua anggota kepolisian dari Polres Belitung, terluka saat melakukan pengamanan demonstrasi. Bermula saat unjuk rasa yang awalnya tertib, tiba-tiba sekitar pukul 12.30 WIB menjadi ricuh.

Aparat kepolisian pun berupaya mengamankan situasi. Namun, tiba-tiba ada batu yang melayang hingga mengenai Ipda Alammsyah pada bagian pelipis mata sebelah kiri.

Selain pelipis mata, tangan Ipda Alamsyah juga terkilir. Sedangkan satu orang anggota polisi lainnya yang menjadi korban yaitu Bripka Edi Gunawan.

Kapolres Belitung AKBP Didik Subiyakto mengatakan untuk anggota yang menjadi korban tersebut, sekarang ini sedang melaksanakan visum.

“Selanjutnya nanti akan kami laporkan kepada pimpinan, untuk tindaklanjuti selanjutnya,” ucap Didik kepada Pos Belitung, Kamis (10/8).

Untuk proses lebih lanjut, kata dia, mengarah kepada proses hukum tetap ada, apabila yang bersangkutan membuat laporan resmi.

“Itu tetap diterima, karena walaupun kami polisi, kami sebagai masyarakat juga. Kalau merasa kami dianiaya atau dirugikan harus laporan,” ucapnya.

Unjuk rasa ketiga Aksi unjuk rasa massa, Kamis (10/8) kemarin di Kantor Bupati Belitung, merupakan yang ketiga kalinya dilakukan oleh masyarakat 7 desa yang terdampak lahan Hak Guna Usaha (HGU) PT Foresta Lestari Dwikarya.

Massa yang menuntut 20 persen plasma dari HGU perusahaan tak kunjung mendapat jawaban.

Lantas mencuat sejumlah dugaan pelanggaran atas perusahaan yang telah beroperasi sekitar 28 tahun itu di Belitung. Di antaranya dugaan operasional di luar HGU dan penyerobotan lahan di atas tanah sertifikat milik masyarakat.

Bahkan perusahaan telah melakukan perpanjangan HGU di luar sepengetahuan masyarakat maupun pemerintah daerah.

Di antaranya HGU yang telah diperpanjang tersebut hingga tahun 2078 dan 2096.

Aksi demo masyarakat, tepat dimulai sebulan lalu pada 10 Juli 2023 di Kantor Bupati Belitung dan Kantor DPRD Belitung.

Belum kunjung mendapat jawaban, pada 20 Juli 2023 sempat berlangsung audiensi di Kantor PT Foresta yang berakhir kisruh hingga berlanjut demo di Kantor Bupati Belitung.

Saat aksi demo 20 Juli 2023 lalu, sekaligus dilakukan audiensi. Dalam audiensi, perwakilan PT Foresta Lestari Dwikarya Fitrizal Zakir tidak bisa memutuskan pemenuhan tuntutan 20 persen dari HGU.

“Bahwa untuk 20 persen dari HGU, tadi sudah kami sampaikan, tidak bisa. Tidak bisa karena perusahaan ini perusahaan Tbk, kemudian kalau mengacu pada aturan tidak ada, atau plasma bukan diambil dari HGU,” ucap Fitrizal saat itu.

Sebagai perusahaan terbuka, lanjutnya, pemenuhan tuntutan masyarakat harus melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sehingga ia tak bisa mengambil keputusan jika masyarakat tetap bersikukuh atas tuntutan semula. (del/tas) 

Sumber Berita / Artikel Asli : tribunnews

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved