Mantan Sekretaris BUMN Said Didu menyebut permasalahan rumput Jakarta International Stadium (JIS), yang merupakan proyek peninggalan Anies Baswedan menjadi gambaran jahatnya politik.
Pasalnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut rumput JIS tidak sesuai standar FIFA, dan akan diganti dengan menghabiskan dana Rp6 miliar.
"Beginilah gambaran betapa "jahatnya" jika semua hal dipolitisir. Akhirnya uang rakyat dihabiskan hanya untuk menghilangkan karya saingan politik dan sepertinya semua Menteri diminta turun untuk menyalahkan," ungkap Said.
Sehingga ia berharap agar cara untuk menghilangkan karya saingan politik di masa depan tidak terjadi lagi.
"Saya berharap, ke depan cara seperti ini harus DIHENTIKAN," ujarnya dikutip dari Twitter pribadinya, Rabu (5/7).
Sebelumnya, Chairman Karya Rama Prima (KaerPe), Qamal Mustaqim, rumput yang digunakan JIS berjenis zoysia japonica dan sudah sesuai standar FIFA, juga telah dipakai di stadion kelas dunia seperti Allianz Arena, kandang klub raksasa Jerman, Bayern Muenchen.
Namun menurut Qamal yang menjadi permasalahan yaitu rumpt japonica di JIS ditanam pada karpet sintetis, sehingga menyebabkan pertumbuhannya tidak sesuai yang dibutuhkan dalam pertandingan.
"Rumput jenisnya japonica, cuman ditanam di karpet sintetis. Ini masalahnya. Medianya dangkal jadi akar tidak tembus ke bawah. Rumput itu makhluk hidup butuh sinar dan air. Air tidak terpenuhi karena akarnya dangkal, matahari enggak cukup. Ini rumput butuh matahari penuh 8 jam sehari," jelas Qamal.
"Sedangkan yang sebelah selatan hanya setengahnya saja dari jam 09.00 sampai 14.00. Ini yang masalah. [Walaupun] jenis rumput sama yang dipakai di Jalak Harupat, Bung Tomo, dan Palembang," imbuh dia. (wartaekonomi)