ina dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Menurut Erick, menjalin kemitraan tingkat global penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dan membangun landasan yang bagi perusahaan domestik di masa depan ekonomi global.
Dia menambahkan, BUMN terus meningkatkan kemitraan yang saling menguntungkan dengan perusahaan energi terdepan di dunia untuk mendorong ekosistem bisnis yang adil, terbuka dan sehat.
"Selama bertahun-tahun kita telah menyaksikan kemajuan dan pencapaian yang luar biasa dari pasar domestik dan internasional kita. Pencapaian yang luar biasa ini dapat dilihat dari konsolidasi net profit dan BUMN Indonesia yang terus meningkat," katanya melalui keterangan resmi, dikutip Selasa (4/7).
Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti menyampaikan dalam lawatan ke Hong Kong PLN mendampingi Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk menjalin kemitraan dengan Fulcrum Consortium terkait pengembangan teknologi baterai kendaraan listrik.
Edi menuturkan, kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di tanah air.
"Mereka sudah punya teknologinya, khususnya untuk memproduksi baterai kendaraan listrik. Jadi, dari patnership ini kita bisa kembangkan teknologinya," tuturnya.
Melalui kolaborasi dengan Fulcrum, IBC diharapkan bisa berkembang dan menjadi sebuah perusahaan baterai kelas dunia.
Sehingga Indonesia yang punya mayoritas bahan baku baterai kendaraan listrik bisa dimaksimalkan.
"PLN merupakan salah satu pemegang saham di IBC. Kolaborasi ini adalah langkah PLN untuk terus menyediakan infrastruktur sehingga pengguna kendaraan listrik semakin nyaman, karena infrastuktur baterai dan pengisian dayanya mencukupi, kemudian tempat tukar baterainya juga semakin banyak," jelas Edi.
Direktur Utama IBC Toto Nugroho menambahkan kemitraan IBC dengan Fulcrum tidak hanya dari sisi teknologi, tetapi juga penataan bisnis.
Dari kolaborasi ini akan terbuka banyak kesempatan investasi dalam rantai bisnis energi, khususnya kendaraan listrik.
"Ini membuka peluang besar kita untuk mengeksplore sumber daya baterai yang mayoritasnya Indonesia punya. Kemitraan ini sangat strategis karena kita membutuhkan kolaborasi di bidang teknologi dan China telah mengembangkannya selama bertahun-tahun," tutup Toto.