Pengamat politik Hendri Satrio mengungkapkan ada satu hal yang dibutuhkan demi membuat bakal calon presiden (bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, menang di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Hal tersebut diungkapkan Hendri Satrio dalam tayangan YouTube Refly Harun.
Dalam tayangan tersebut, sosok yang dipanggil Hensat itu mengatakan bahwa hanya dengan demokrasilah Anies Baswedan menang.
Maka dari itu, Hensat pun menilai bahwa satu hal itu yang dibutuhkan Anies Baswedan untuk menang, menjadikan mantan Gubernur DKI Jakarta itu kerap dijegal langkahnya menuju Pilpres 2024.
"Pada dasarnya Anies Baswedan hanya membutuhkan demokrasi untuk menang. Kalau demokrasi ini berjalan dengan semestinya, menang dia. Makanya banyak hal kan yang diduga dilakukan untuk menjegal Anies Baswedan," ujar Hensat dikutip dari tayangan YouTube Refly Harun, Selasa (4/7).
Lebih lanjut, Hensat membahas pula soal hasil survei Anies Baswedan yang kerap menempati posisi ketiga diantara dua nama lainnya yang digadang jadi capres yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Bahkan, Hensat mengungkapkan bahwa Anies Baswedan kerap dijuluki sebagai capres yang paling konsisten lantaran selalu di posisi ketiga.
"Sahabat saya tuh, Bang Adian Napitupulu pernah bilang, Anies Baswedan ini calon presiden paling konsisten selalu di nomor 3, katanya kan. Saya setuju, karena di kedai kopi juga begitu, nomor 3," ujar Hensat.
Kemudian, Hensat mengutarakan soal swing voters dari beberapa hasil survei terkait elektabilitas capres antara Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
"Kita nanti bicara swing voters ya karena swing votersnya Ganjar itu paling tinggi lho, 11-18 persen, angkanya Kompas lah ya, nggak usah saya ngomong kedai kopi entar disangkanya saya belain Anies," ucap Hensat.
Hensat membeberkan bahwa swing voters Ganjar Pranowo itu tinggi dibanding Anies Baswedan yang menempati posisi ketiga tapi swing votersnya rendah.
Swing voters Ganjar Pranowo yang tinggi, kata Hensat, sehingga elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu sebetulnya hanya memperoleh 12 persen saja.
"Angkanya Kompas itu, misalnya Ganjar Pranowo ditaruh 30 persen, itu swing votersnya 11 sampai 18 persen. Jadi sebetulnya 12 persen aja tuh elektabilitasnya. Makanya pusing dia," jelasnya.
"Nah swing votersnya Anies ini paling kecil makanya ditakutkan. Wah memang dipasang itu besar-besar kan, tapi swing votersnya juga besar. tersebut Swing votersnya pertanyaanya begini, apakah Anda masih bisa berubah, jawabannya bisa. Nah itu bisa besar," sambungnya.
Hensat pun menyinggung soal posisi Anies Baswedan yang kerap di posisi ketga dan jadi bahan perbincangan.
"Makanya pusing sekarang orang-orang yang mau ingin memenangkan Ganjar atau Prabowo. Kalau engga ya didiemin aja nomor 3, nomor 3 aja nggak usah direpotkan," tandasnya.