Tuan Guru Bajang (TGB) M. Zainul Majdi mulai angkat bicara menjawab kritikan bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan terkait pembangunan jalan era Presiden Jokowi.
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) yang juga eks kader Partai Demokrat itu tak terima atas data-data yang disampaikan Anies Baswedan.
Kata TGB, Anies sebagai calon presiden seharusnya menyampaikan data yang utuh jika ingin membandingkan pembangunan jalan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Jokowi.
TGB mereview perkataan Anies yang mengkomparasi pembangunan jalan tidak berbayar pada masa Presiden SBY dan Presiden Jokowi. Dia membenarkan masa Presiden SBY 10 tahun membangun 144 ribu km jalan non-tol.
TGB juga membenarkan bahwa panjang jalan tersebut jauh dari jalan yang dibangun Presiden Jokowi semasa sembilan tahun yang hanya 19 ribu km.
Namun, TGB mempertanyakan kalau data yang disampaikan Anies itu tidak dikomparasikan dengan utuh.
"Mas Anies Baswedan tidak menyebut, melupakan saya tidak tahu ini sengaja atau tidak sengaja. Mestinya sebagai calon presiden beliau memaparkan secara utuh," kata Ketua Harian Partai Perindo itu.
"Beliau tidak menyebutkan tentang jalan desa yang terbangun pada masa Presiden Jokowi. Pada masa sembilan tahun akhir 2022 itu ada lebih 316 ribu km jalan desa," sambung Wakil Komisaris Utama Bank BSI merangkap jabatan Komisaris Independen itu.
Apa yang dikatakan TGB dengan arah membela dan balik mengkritik Anies Baswedan itu justru menjadi bulan-bulanan publik.
Bahkan, TGB yang dikenal sebagai ulama itu pun habis dikuliti akibat pernyataannya yang dinilai tak sepenuhnya benar.
Pegiat media sosial, Nazlira Alhabsy melalui akun Twitternya mengupas habis apa yang telah diungkapkan TGB. Kata dia data pembangunan jalan masa kepemimpinan Presiden Jokowi dan Presiden SBY belakangan dijadikan 'achievement war' oleh masing-masing pendukungnya.
"Bahkan tak tanggung-tanggung, kubu Jokowi sampai menurunkan M.Zainul Majdi, “Ulama Plat Merah” andalannya untuk menjawab kritikan atas adu data tersebut," katanya seperti dikutip Senin, (22/5/2023).
Lalu, Nazlira Alhabsy pun memaparkan data-data pembangunan kedua presiden itu. Dari data yang disampaikannya itu baik panjang jalan negara, provinsi hingga kabupaten kota, Presiden Jokowi kalah jauh dari pembangunan Presiden SBY.
TGB, kata Nazlira mengangkat data pembangunan jalan desa Presiden Jokowi dengan isu penguatan ekonomi di tingkat desa. Maksud TGB seperti itu untuk mengarahkan masyarakat agar paham bahwa pembangunan infrastruktur berpihak pada ekonomi kerakyatan di desa.
"Namun sayangnya, entah Zainul Majdi lupa atau disengaja, tapi mengingat posisinya sebagai mantan Gubernur Kepala Daerah Provinsi seharusnya ia ingat dan paham betul tentang amanat yang tuangkan dalam UU Otonomi Daerah," sebut Nazlira.
Karena pada dasarnya, sambung Nazlira, kebijakan otonomi daerah dilakukan dengan mensosialisasikan kewenangan yang sebelumnya tersentralisasi oleh pemerintah pusat. Sehingga pembangunan infrastruktur desa sebenarnya adalah kewenangan dan kewajiban pemerintah daerah kota/kabupaten.
"Okey lah, namanya politisi pro pemerintah pusat, bisa dimaklumi juga jika pada setiap kesempatan TGB berusaha untuk menyampaikan data capaian yang mengangkat prestasi pemerintah Jokowi yg didukungnya, tapi yang juga tak boleh dilupakan adalah posisinya sebagai ulama juga mengikat TGB untuk jujur menyampaikan kebenaran kepada umat, apalagi jika mengawalinya dengan Nama Allah," tandas Nazlira.