Pengamat dari Sabang Merauke Circle, Syahganda Nainggolan, punya amsal yang konkret dalam hal perburuan koruptor di masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Menurut dia, menangkap koruptor saat Jokowi berkuasa, semudah berburu di kebun binatang.
“Dalam perumpamaan berburu di kebon binatang, maka like and dislike akan menjadi unsur penting membidik siapa yang ditangkap hari ini dan besok,” begitu tulis Syahganda mengkritik rezim Jokowi dalam opini bertajuk Anies dan Masa Depan Korupsi di Indonesia, yang terbit di Mediaindonesia.com, Jumat, 19 Mei 2023.
Pernyataan Syahganda ini menanggapi reaksi Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh atas penersangkaan Jhonny G Plate oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).
Surya menyatakan menerima kenyataan tersebut, namun dia menantang agar semua aliran dana diungkap.
Surya juga meminta semua kementerian dan lembaga negara lainnya diselidiki secara adil.
“Agar rakyat tahu tentang bobroknya Indonesia saat ini soal korupsi,” demikian Syahganda menyimpulkan sikap Surya Paloh.
Syahganda juga mengutip pernyataan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md. Mahfud pernah menyatakan melirik ke mana pun ada korupsi.
“Sekarang saudara noleh ke mana saja ada korupsi kok. Noleh ke hutan, ada korupsi di hutan, noleh ke udara, ke pesawat udara, ada korupsi di Garuda (Indonesia), asuransi ada, koperasi korupsi, semuanya korupsi. Nah, ini sebenarnya mengapa dulu kita melakukan reformasi?” demikian kata Mahfud dikutip oleh Syahganda.
Syahganda menyatakan saat ini korupsi sudah dianggap sebagai norma di Indonesia.
Menurutnya, tidak mengherankan jika para koruptor yang baru keluar penjara langsung tancap gas sebagai tim sukses calon presiden (capres) pada Pemilu 2024.
Syahganda Nainggolan: Anies Kalau Berkuasa Harus Bisa Penjarakan Koruptor di Pulau Kematian
"Koruptor-koruptor yang saat ini merajalela dan pamer-pamer kemewahan diantara penderitaan rakyat harus dihukum semuanya. Mereka harus dipenjarakan di pulau terpencil yang berisi binatang buas atau nyamuk malaria. Mereka sudah keterlaluan mengkhianati bangsa kita," demikian dikatakan Pengamat Politik dan Direktur Sabang Merauke Circle (SMC) Dr Syahganda Nainggolan dalam orasinya di hadapan masyarakat pada acara Launching Relawan Anies (BroNies), Minggu siang (12/3) di Jakarta.
Acara itu dihadiri tokoh-tokoh nasional antara lain Benny K. Harman (Pimpinan Komisi 3 DPR RI), Tamsil Linrung (Pimpinan DPD RI), Ramadhan Pohan (mantan DPR RI), Handi Risza, (Ketua DPP PKS), Teguh Santosa, (wartawan senior), Anton Permana (Aktivis KAMI), Edy Mulyadi (wartawan senior), Sang Alang (musisi), Mustafa Assegaf, (mantan anggota DPR RI PPP), dan Ketua Umum BroNies, Yusuf Blegur.
Syahganda menambahkan, bahwa negara itu tidak boleh dipimpin oleh sosok yang kelasnya ecek-ecek.
Kepemimpinan yang lemah akhirnya akan menimbulkan kerusakan negara yang ditandai dengan korupsi merajalela, pamer kemewahan pejabat dan para keluarganya serta membiarkan rakyat terus berasa dalam kemiskinan.
Kedepan, tambah Syahganda, negara harus dipimpin sosok kuat dan bersih yang anti korupsi dan pro rakyat miskin.
Mantan aktivis ITB ini mencontohkan kasus Tanah Merah di Jakarta adalah korban dari kepemimpinan nasional yang tidak pro rakyat.
Setelah kebakaran berkali-kali baru dipikirkan eksistensi mereka. Sementara sebelumnya tidak diurus pemimpin negara.
Pembicara lainnya, Benny K. Harman, menyoroti demokrasi yang dikhianati. Segelintir kekuatan yang berkuasa mengorganisasikan penundaan pemilu. Itu sangat bertentangan dengan konstitusi.
Benny mengimbau agar rakyat terus mengawasi pihak-pihak yang masih aktif melakukan upaya penggagalan pemilu 2024.