Pengajar Hubungan Internasional Universitas Nasional (UNAS), Jakarta, Dr. Robi Nurhadi memiliki sejumlah alasan bersedia menjadi Koordinator Sahabat Anies Internasional (SAI).
Terutama karena faktor sosok Anies yang dinilainya merupakan pemimpin berkapasitas global.
“Pertama, dunia sudah memanggil Indonesia untuk berkiprah lebih besar. Pondasi itu sudah terlihat. Karena itu Indonesia perlu pemimpin yang punya kapasitas mendunia dan Pak Anies Baswedan menurut saya memenuhi kriteria itu,” jelasnya kepada KBA News, Rabu, 10 Mei 2023.
Ditanya lebih jauh tentang kiprah Anies di panggung global, dia menjelaskan media sebenarnya telah banyak memberitakan bagaimana penerimaan dunia atas gagasan dan karya-karyanya terutama ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
Misalnya terobosan Anies dalam mewujudkan sistem transportasi yang terintegrasi dan ramah lingkungan.
“Ini juga salah satu yang diakui oleh dunia,” ungkap doktor jebolan Universitas Kebangsaan Malaysia ini.
Dalam bidang transportasi ini, Anies misalnya dinobatkan sebagai salah satu ‘pahlawan’ dalam 21Heroes2021 oleh Transformative Urban Mobility Initiative (TUMI) yang menempatkannya setara dengan CEO SpaceX dan Arsitek Produksi Tesla Elon Musk dan juga berhasil membawa Jakarta meraih Sustainable Transport Award (STA) 2021 dari Institute for Transportation and Develpoment Policy (ITDP).
Selain itu menurutnya, Anies juga bisa berperan sebagai diplomat sosial yang baik bagi Indonesia.
Karena doktor dan master lulusan Amerika Serikat itu mampu mengkomunikasikan Indonesia dalam bahasa yang bisa dipahami yang membuat dunia yakin bahwa negeri ini begitu hangat dan ramah (welcomable) menerima kehadiran masyarakat global.
“Itu kan gerbang menuju Indonesia menjadi bagian penting di dunia. Saya kira kiprah itu menjelaskan sebenarnya kita punya gerbang emas ke depan melalui Pak Anies Baswedan,” tuturnya.
Dengan demikian, Indonesia ke depan akan lebih peran lagi di pentas internasional.
Peran aktif Indonesia ini diharapkan semakin memberikan peluang besar bagi rakyat Indonesia untuk mendapatkan kesejahteraan yang telah didambakan sejak negeri ini merdeka 77 tahun lalu.
“Jakarta yang dipimpinnya itu adalah salah satu ibukota [negara] di dunia yang setiap dampaknya berpengaruh ke banyak negara lainnya. Mensukseskan Jakarta sesungguhnya mensukseskan dunia. Karena begitu pentingnya posisi Jakarta hari ini sebagai [ibukota] negara yang sudah masuk dalam potensi lima besar [ekonomi] dunia,” imbuhnya.
“Jadi saya kira itu menunjukkan bahwa Indonesia sudah dipanggil oleh masyarakat dunia untuk lebih banyak berkiprah. Tanpa menafikan bahwa ini dibangun bukan hanya Pak Anies sebagai gubernur, tapi tentu melalui presiden yang sudah memberikan kontribusi selama ini. Dalam hal ini Pak Jokowi,” paparnya.
“Oleh sebab itu memang, estafet kepemimpinan yang paling diperlukan dari sisi kebutuhan Indonesia saat ini menurut saya pribadi adalah, Pak Anies Baswedan,” sambung Robi menegaskan.
Selain membawa nama baik Jakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya secara internasional, ada penilaian lain yang membuatnya mendukung mantan Mendikbud tersebut pada gelaran pesta demokrasi tahun depan, bahkan bersedia menjadi relawan.
Yaitu, peran Anies dalam memberdayakan ekonomi masyarakat dan menciptakan kerukunan umat beragama.
Kontribusi Anies dalam dua aspek yang disebutkannya tersebut dia saksikan secara langsung.
“Saya mengenalnya bukan di media. Tetapi mengenal dari dekat selama saya berkiprah di Jakarta,” tukasnya.
Mengingat ketika Anies menjadi orang nomor satu di Ibukota, dia menjabat sebagai Ketua Bidang Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta. Selain itu, dia juga wakil dari MUI di Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jakarta.
“Tentu sisi komunitas masyarakat beragama tersambungkan, sisi pembangunan ekonomi juga nyambung. Dan yang terpenting sebenarnya Pak Anies itu sudah membangun pondasi dasar yang penting bagi penguatan kerukunan umat beragama,” tandasnya.
Meski demikian, katanya menambahkan, dia bukan mendukung Anies secara pribadi.
Tapi mendukung gagasan yang sudah dikerjakan dan yang akan dilakukan oleh mantan rektor Universitas Paramadina tersebut.
“Artinya, saya juga menjadi pihak yang pertama kali atau bahkan di barisan terdepan [mengkritik] kalau Pak Anies tidak benar. Jadi saya objektif. Pak Anies benar, kami dukung. Pak Anies enggak benar, kami tegur duluan,” demikian Dr. Robi Nurhadi.