Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Erwin Aksa melaporkan Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Muhammad Romahurmuziy alias Rommy, ke Bareskrim Polri terkait dugaan tindak pidana pencemaran nama baik, karena sudah Rommy telah menyebutnya penipu.
Berdasarkan surat tanda terima laporan polisi yang diterima, Erwin telah melaporkan Rommy, atas peristiwa Dugaan Tindak Pidana Penghinaan dan/atau Pencemaran Nama Baik melalui media elektronik sesuai dengan laporan polisi nomor: LP/B/90/V/2023/SPKT/BARESKRIM POLRI tertanggal 8 Mei 2023.
“Dasarnya Rommy menyebutkan saya seorang penipu dan pelaku,” jelas Erwin saat dihubungi di Jakarta, Rabu (10/5/2023) malam.
Saat ditanya lebih jauh, Erwin menyebut hal ini telah ia jelaskan secara lebih rinci dalam Podcast Total Politik, berkenaan dengan adanya sebuah perjanjian ketika mendukung Calon gubernur (Cagub) Sulawesi Selatan (Sulsel) pada 2018 lalu dan diduga terdapat pemberian cek bank.
“Jadi Pilgub Sulsel itu, Gerindra waktu itu kadernya Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu’mang dan pasangannya Tanribali, cuma kan belum cukup. Kan butuh partai lagi supaya dapat tiket,” terang Erwin dalam Podcast Total Politik dikutip Rabu (10/5/2023).
Ia menceritakan bahwa pada saat itu dirinya bertanggung jawab melapor ke Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto terkait rekomendasi dan kemungkinan pasangan yang didukung bisa maju atau tidak.
“Ya saya tanggung jawab kan, jadi siapa coba, menghubungi partai-partai semua sudah mempunyai koalisi kan. PPP ini kan sebenarnya waktu itu rekomnya diberikan kepada Bupati Goa alm. Ichsan Yasin Limpo,” ujarnya.
“Pak Ichsan itu kan independen, jadi rekomnya PPP itu tidak perlu buat pak Ichsan, jadi adalah kita coba sampai subuh ya kan. Rekom itu keluar kan cuma ya katanya ini ya di barter ya sudah selesai kan, diputus istilahnya begitu,” lanjutnya.
Oleh karena itu, Erwin mengaku bahwa dirinya tak lagi ikut campur mengenai hal ini usai Partai Gerindra sudah mendapatkan tiket tersebut.
“Toh mereka mau maju, saya juga tidak terlibat langsung. Yang saya tahu, saya dengar ada video call rekom yang mana yang benar, rekom A atau rekom B. Nah rekom ini lah yang katanya menang makanya maju lah pak Agus. Jadi koalisi Gerindra-PPP gitu ceritanya,” sambung Erwin.
Terkait kata penipu yang dilontarkan oleh Rommy, Erwin mengaku bahwa ia merasa terganggu dan merasa telah dicemarkan nama baiknya.
“Ya setelah saya lihat podcast itu kan, satu bahwa saya ini penipu politik atau seorang penipu lah, nah jadi karena ini ranahnya sudah sosial media saya bilang,” imbuh dia.
“Karena saya melihat bahwa ucapan ini mencemarkan nama baik saya, ya saya lapor ke polisi. (Sudah dilaporkan?) sudah dong,” sambungnya.
Lalu perihal cek bank itu, Erwin menyebut jika memang ada tentu seharusnya sudah dicairkan.
“Kalaupun toh cek itu ada di mana terus kemudian ada yang mencetak, ya pasti dicairkan dong. Kan cek itu beredar, sudah di tangan seseorang dong. Kenapa saya dibilang penipu,” pungkas Erwin.
Diketahui, Rommy sebelumnya menyebut jika Erwin telah menipunya terkait pilkada Sulawesi Selatan pada 2018.
Saat itu, kata dia, Erwin memintanya memberikan rekomendasi untuk pasangan Arifin Nu’mang-Tanribali Lamo dengan ada perjanjian.
Alhasil, Rommy yang ketika itu menjadi Ketua Umum PPP memberikan rekomendasi untuk pasangan tersebut.
Menurutnya, Erwin pun telah memberikan sebuah cek bodong lantaran hingga kini dana yang dijanjikan tak kunjung cair. Karenanya, Rommy mengaku merasa telah ditipu.
“Ya dan itu tidak pernah ada (uangnya cair). Ceknya ada, (tapi) bodong. Jadi ya tipu menipu tuh dalam politik, jangan-jangan politik artinya memang menipu,” ujar Rommy dalam Podcast Total Politik, dikutip pada Rabu (10/5/2023).