Bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, mengungkapkan adanya soal isu penjegalan.
Awalnya, Anies mengomentari hasil survei capres dari sejumlah lembaga yang tak satu pun memenangkan dirinya.
Anies kemudian mempertanyakan, apakah survei ini dibuat berdasarkan aspirasi warga, atau aspirasi lembaga survei. Dia juga menjawab soal kabar dirinya dijegal dalam Pilpres 2024.
"Bahkan ada yang tanya kemarin di sebuah wawancara 'Pak Anies ini banyak jegal-jegal bagaimana komentarnya'? Saya komentari gini, mungkin yang jegal-jegal itu sedang mengatakan survei aslinya tidak seperti itu. Lho iya karena kalau di survei nomor 3 buat apa dijegal. Kan nomor 3," ujar dia.
AHY Sebut Ada Upaya Bubarkan Koalisi Anies
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yakin bahwa Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) akan semakin kuat dan solid. Meski diterpa sejumlah isu belakangan ini.
AHY menyampaikan hal tersebut saat menjawab pertanyaan wartawan terkait penahanan Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate oleh Kejagung.
Menkominfo itu ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek penyediaan infrastruktur Base Transceiver Station (BTS) Bakti Kominfo.
KPP merupakan koalisi yang terdiri dari Partai NasDem, Partai Demokrat dan PKS. Koalisi ini telah mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden.
"Insyaallah koalisi bukan hanya solid, saya justru punya keyakinan semakin solid. Mengapa? karena di sini lah ujiannya, ini adalah ujian, ujian bagi ketiga partai politik untuk bisa sama-sama tetap pada komitmen dan juga sebuah harapan besar bahwa jika koalisi ini bisa berlayar maka Insyaallah kita bisa menghadirkan perubahan dan perbaikan di negeri kita," kata AHY saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (18/5).
AHY kemudian menegaskan bahwa selalu ada upaya untuk membubarkan koalisi yang sudah terbangun antara Demokrat dengan NasDem dan PKS.
Namun dia yakin, justru upaya tersebut malah akan memperkuat koalisi.
"Kami paham bahwa selalu ada upaya untuk bisa membubarkan koalisi ini. Tetapi tidak ada yang menggetarkan hati kami selain justru kami ingin solid, semakin bersatu dan fokus ke depan." - AHY
Bambang Pacul Komentari Anies Baswedan soal Isu Penjegalan
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul menanggapi pernyataan Bacapres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan soal penjegalan. Pacul menyebut, setiap orang berhak mempunyai persepsi masing-masing.
"Setiap orang punya persepsi yang disesuaikan dengan keinginannya, itu hukum komunikasi. Hukum komunikasi, seseorang ingin mendengarkan apa yang ingin didengarkan, seseorang akan mempersepsikan apa yang diinginkan," katanya kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (19/5).
Sehingga, Pacul menilai, suatu kejadian seringkali dikaitkan kepada kekhawatiran.
"Misalnya, apa gitu, anggaplah itu ‘wah ini langkah untuk menjegal saya’. Itu kekhawatiran. Persepsinya gitu," ucapnya.
Heboh Spanduk Penolakan Anies di Yogyakarta, Kini Sudah Dicopot
Beredar spanduk penolakan kedatangan bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan ke Yogyakarta di WhatsApp. Dalam spanduk tersebut tertulis 'Tolak Anies Neng Jogja'.
Setelah ditelusuri, spanduk tersebut berada di simpang tiga Jalan Kolonel Sugiono.
Namun ketika didatangi pada Jumat (19/5), spanduk tersebut sudah tidak ada. Tak diketahui siapa yang memasang spanduk itu.
Politisi PKS yang juga Wakil DPRD DIY Huda Tri Yudiana mengatakan, spanduk itu merupakan kampanye hitam yang tak mendidik.
"Saya kira baliho tolak Anies itu sebagai salah satu bentuk kampanye hitam yang kurang mendidik," kata Huda kepada wartawan.
Huda mengatakan, dari polanya, spanduk ini bukan murni berasal dari warga Yogyakarta.
Sebab warga Yogya terkenal santun dan tidak menggunakan cara seperti itu.
"Saya berharap kampanye pilpres maupun perhelatan politik 2024 dilakukan dengan cara yang baik dan tidak menggunakan model kampanye hitam," jelasnya.