Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy alias Romy mengimbau agar publik tak menjadikan kesalehan seseorang untuk mengukur kepantasan sebagai seorang pemimpin.
Terpenting, kata dia, adalah faktor integritas.
Hal ini dikatakan Romy menyikapi persepsi publik terhadap tiga sosok terkuat calon presiden, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Romy menyebut, ketiga sosok itu semuanya beragama Islam.
Untuk itu, tidak elok jika publik mempermasalahkan keislaman dalam menentukan pilihan.
“Tiga-tiganya sama-sama muslim. Jangan kemudian kita mengangkat ini sholatnya bolong-bolong, ini sholatnya rajin. Kemudian itu digunakan untuk ukuran kepemimpinan dia layak atau tidak,” kata Romy dalam acara Catatan Demokrasi TVOne, dilansir Warta Kota pada Rabu (10/5/2-23).
Menurut Romy, meskipun partainya adalah partai Islam, namun pada urusan memilih pemimpin, tidak hanya didasarkan pada urusan-urusan kesalehan seseorang
"Dalam Al Ahkamu Shulthoniyah kitab yang menjadi salah satu rujukan untuk tata negara dalam hukum Islam sekalipun, seorang pemimpin yang ahli maksiat masih memiliki hak untuk ditaati, sepanjang dia tidak melarang kebebasan beragama," jelasnya.
“Jadi persoalannya adalah kualitas dan kapasitas memimpin, bukan kesalehan,” sambungnya.
.Atas dasar itu, menurut Romy, yang menjadi persoalan krusial sebenarnya adalah kualitas dan kapasitas pemimpin itu sendiri.
“Jadi jangan menyoal wah ini suka lihat film bokep… ini bukan ukuran (dalam memilih pemimpin)," pungkasnya.