Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah memberikan penjelasan terkait adanya kekeliruan soal peran Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di tragedi Mei 1998.
Hal ini diungkapkan Fahri Hamzah dalam tayangan YouTube Total Politik. Dalam tayangan itu, Fahri Hamzah mengatakan bahwa Prabowo memiliki peran penting.
Fahri Hamzah pun mengiyakan bahwa memang banyak yang keliru terkait persoalan yang dibicarakan kembali jelang tahun politik, lantaran menyeret nama Prabowo Subianto.
"Peran Prabowo. Ini penting sebenarnya. Karena banyak orang yang keliru tentang Prabowo," ujar Fahri Hamzah dikutip WE NewsWorthy dari tayangan YouTube Total Politik, Rabu (17/5).
"Jadi manusia yang berada di tengah sejarah itu, karena sisinya banyak itu akhirnya sering jadi kontroversi dan sering mudah salah paham," tambahnya.
Lanjut, Fahri Hamzah pun menegaskan bahwa peran Prabowo bermacam-macam. Misalnya digunakan sebagai alat politik, bisa diasosiasikan dengan perbuatan jahat.
Terkait posisi Prabowo saat tragedi Mei 1998, Fahri menilai Prabowo tidak bisa dianggap murni bagian dari kekuasaan saat itu.
Itu karena, Fahri Hamzah sendiri sempat bertemu Prabowo di kediamannya berkali-kali dan melakukan diskusi terkait keadaan saat itu.
"Saya bertemu Pak Prabowo berkali-kali di Kemang. Di rumah dia, rumah pribadinya sampai larut malam, ngomong aja. Artinya dia orang dalam tapi dia membaca atau diskusi sebagai, jenderal tentunya. Dia diskusi memeta keadaan. Sehingga dia nggak bisa dianggap murni bagian dari kekuasaan," tandas Fahri Hamzah.
Diketahui, Prabowo Subianto merupakan menantu dari presiden saat itu, yakni Soeharto, sebelum akhirnya bercerai dari putri Soeharto.
Selain itu, Prabowo Subianto berkedudukan sebagai Panglima Kostrad saat tragedi Mei 1998 terjadi.