Partai Gerindra mempertimbangkan sejumlah nama calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto yang muncul dari internal mereka. Mereka adalah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa hingga putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka .
Nama lain yang muncul di internal Gerindra adalah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak.
“Mau itu dari apa Khofifah, mau itu dari Mahfud MD, mau itu Airlangga, Erick Thohir, Ridwan Kamil semuanya pasti menjadi bahan pertimbangan bahkan yang muda-muda sekalipun seperti Emil Dardak, Mas Gibran itu pun juga menjadi bahan pertimbangan, nothing is of the books, nothing is of the table, itu masih sangat dinamis,” kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dalam acara Polemik MNC Trijaya bertajuk Mengejar Cawapres yang digelar secara virtual, Sabtu (13/5/2023).
Dia pun mengatakan bahwa dalam politik sangat dinamis. Sehingga siapa pun yang akan mendampingi Prabowo pada Pilpres 2024 bisa berubah di menit-menit terakhir.
“Ya kalau ditanya tentang politik dinamis. Saya dari dulu sudah, sampai tadi pun juga Saya sampaikan H minus 1 jam juga bisa berubah. Kita udah melihat dari berapa kali kita ikut pemilu gitu kan, kita kan bukan yang baru sekali. Ini kan sudah menjadi hal yang istilahnya tidak mengagetkan lagi,” ujar wanita yang akrab disapa Sara ini.
“Apa pun yang terjadi itu apakah akan ada perubahan last minute, istilahnya enggak ada yang bisa dijadikan tetapi pada saat ini belum ada kepastian siapa yang menjadi cawapres,” sambung keponakan Prabowo itu.
Dia juga memastikan bahwa keputusan cawapres ada di tangan Prabowo. “Dari awal pendiri, istilahnya dari didirikannya Gerindra ini ini sudah dari awal kami menghormati keputusan dari pimpinan tertinggi dalam hal ini beliau apalagi bukan hanya Ketua Umum tapi juga Ketua Dewan Pembina,” tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, semua partai punya mekanisme masing-masing. “Itulah kenapa kami kalau bicara mewakili partai pun enggak mungkin itu bicaranya tanpa ada koordinasi dari atas dan kepastian karena yaitu mereka adalah pengambil keputusan dalam hal ini apapun yang menjadi keputusan dari Pak Prabowo itu pasti akan kami hormati,” pungkasnya.