Klarifikasi dilakukan mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, terkait pernyataan Ganjar Pranowo yang menyebut dirinya pernah mengkonfrontir Gubernur Jawa Tengah itu dalam kasus korupsi KTP-elektronik.
Ditegaskan Novel, dirinya hanya mempertemukan Ganjar dengan sesama anggota DPR RI saat itu. Bukan mengkonfrontir, yang secara aturan harus disertai dengan berita acara.
"Bahasa konfrontir itu bahasa hukum, kalau namanya konfrontir itu harus ada berita acara. Itu enggak ada," tegas Novel saat berbincang dengan mantan Pimpinan KPK, Bambang Widjojanto, dalam podcast di kanal YouTube "Novel Baswedan".
"Cuma memang dipertemukan. Kenapa dipertemukan? Kita selalu memahami bahwa orang itu tidak semuanya ingat. Oleh karena itu dalam rangka untuk membantu mengingat, kadang kala bisa dipertemukan. Tapi cuma sebentar, bukan dipertemukan lama," imbuhnya, seperti dikutip Redaksi, Kamis (25/5).
Novel pun memastikan dirinya telah minta izin lebih dahulu kepada sosok yang dipertemukan dengan Ganjar, yaitu Miryam Haryani, untuk membantu mengingatkan koleganya.
"Tapi yang bersangkutan juga ngukur-ngukur, dalam artian enggak langsung cerita semuanya. Kalau kira-kira dia (Ganjar) enggak cerita, maka dia (Miryam) enggak mau cerita, atau sebaliknya," tutur Novel.
Mendengar penuturan Novel, Bambang Widjojanto (BW) pun ikut menegaskan bahwa penjelasan tersebut mengkonfirmasi sekaligus mengklarifikasi. Bahwa konfrontasi dalam konteks hukum tidak terjadi dalam proses penyidikan terhadap Ganjar.
"Karena kalau ada konfrontir harus ada berita acara. Dan itu enggak pernah dibuat, karena saya yang meriksa," tegas Novel.
"Jadi, sudahlah kau jangan tipu-tipu, jangan berbohong di khalayak ramai di publik, karena ada saksi hidup yang bisa mengkonfirmasi," timpal BW.
Dalam sebuah video wawancara di program "Kick Andy", Ganjar Pranowo mengaku dikonfrontir dengan sesama anggota DPR saat diperiksa oleh Novel Baswedan ketika masih aktif sebagai penyidik KPK.
"Pada saat saya diperiksa, 'Pak Ganjar saya konfrontir ya', dengan siapa? Saya pikir dengan Nazaruddin, ternyata bukan. Ternyata dengan Bu Miryam Yani," ucap Ganjar.