FIFA resmi mengumumkan sanksi untuk Indonesia menyusul keputusan sebelumnya tertanggal 29 Maret 2023 tentang pencabutan status tuan rumah Piala Dunia U20 dari Indonesia.
Pola dan peran yang sama ditunjukan oleh Ketua Umum PSSI. Jika yang pertama, Erick Thohir menemui Gianni Infantino di Doha, Qatar, sebelum surat pembatalan tuan rumah dirilis oleh FIFA.
Kali ini, yang dilakukan oleh Erick Thohir adalah ia sempat menemui Presiden FIFA itu terlebih dahulu di Paris, Prancis, sebelum sanksi FIFA untuk PSSI diliris di laman resminya.
Peran Erick Thohir menemui Presiden FIFA, tentu tidak serta merta tanpa alasan. Erick bertolak menemui Gianni atas izin dan perintah Presiden Jokowi untuk mencari solusi serta melakukan negosiasi dengan presiden federasi sepakbola dunia itu
Alhasil, Indonesia (dalam hal ini PSSI) 'hanya' diberi 'kartu kuning' berupa sanksi administrasi. Sanksi yang dimaksud, yakni pembekuan dana FIFA Forward untuk keperluan operasional PSSI.
Dikutip dari laman resmi PSSI, "Saya hanya bisa berucap, Alhamdulillah, atas rahmat Allah SWT dan doa dari seluruh rakyat Indonesia khususnya para pecinta sepakbola, Indonesia bisa terhindar dari sanksi berat pengucilan dari sepakbola dunia. Istilahnya, Indonesia hanya mendapat kartu kuning, tidak kartu merah," ujar Erick yang tengah berada di Paris, Prancis, Kamis (6/4).
Ada beberapa hal yang menjadi keuntungan bagi Indonesia dengan dijatuhkannya sanksi ringan oleh FIFA.
Pertama, Indonesia masih bisa melaksanakan liga dan ikut serta dalam event-event regional bahkan internasional. Mengingat dalam waktu dekat Indonesia akan mengikuti Sea Games 2023 di Kamboja.
Kedua, masih ada kemungkinan FIFA mencabut sanksi administrasi yang dijatuhkan kepada Indonesia. Usai FIFA mereview dan mempelajari strategi besar pengembangan sepakbola Indonesia.
Ketiga, terbukanya kesempatan untuk melaksanakan komitmen pemerintah dalam mentransformasi sepakbola Indonesia dengan didampingi oleh FIFA.