Mantan Sekretaris BUMN Muhammad Said Didu menyebut dua pengeluaran yang membuat uang negara habis hingga tunjangan hari raya (THR) pegawai negeri sipil (PNS) hanya 50 persen.
Mulanya, Politikus Partai Demokrat Irwan Fecho menyinggung klaim Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa ekonomi Indonesia termasuk terbaik di dunia.
Tetapi, anehnya THR untuk pegawai honorer tidak ada dan bahkan THR untuk PNS tidak cari seluruhnya, hanya 50 persen saja.
Dia pun mempertanyakan mana yang benar, duit negara yang memang kosong atau komitmen pemerintah terhadap PNS dan honorer rendah.
“Katanya Ekonomi Indonesia termasuk terbaik di dunia. Lalu THR Honorer tidak ada dan THR ASN cuma 50%. Ini duit negara emang kosong atau komitmen pemerintah terhadap ASN dan Honorer memang rendah?” tulis Irwan dalam cuitannya.
Menanggapi hal tersebut, Said Didu menyebut penyebab uang negara habis yaitu untuk membayar utang dan memberikan subisidi pada pembelian kendaraan listrik.
“Uang habis utk bayar utang dan subsidi mobil dan motor listrik utk orang kaya,” ujar Said Didu, dikutip WE NewsWorthy dari akun Twitter pribadi pada Rabu (5/4/2023).
Untuk diketahui, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan THR pada tahun 2023 akan terdiri dari gaji pokok atau pensiunan pokok ditambah dengan tunjangan yang melekat pada gaji atau pensiunan pokok.
THR tahun ini juga ditambahkan komponen 50 persen tunjangan kinerja per bulan bagi yang mendapatkan tunjangan kinerja.
Adapun alasan THR PNS 2023 tidak penuh yaitu karena adanya ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh ketegangan geopolitik terutama perang Rusia dan Ukraina hingga perubahan kebijakan moneter oleh banyak negara di dunia.