Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menegaskan kemampuan Indonesia untuk membayar bunga pinjaman utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ke China Development Bank (CDB).
"Tidak ada masalah, kamu kok ragu kan negara mu. Kalian jangan under estimate (meremehkan)," ujar Luhut di Kantornya, Jakarta Pusat, Senin (10/4).
Luhut menyampaikan, kondisi perekonomian Indonesia ini saat ini telah mengalami kemajuan pesat dibandingkan beberapa waktu lalu. Antara lain berkat efisiensi dalam pengelolaan keuangan dan hingga reformasi perpajakan melalui pemanfaatan teknologi atau digitalisasi.
Dia mencontohkan, penerimaan pajak pada awal tahun 2023 mampu tumbuh sebesar 48,6 persen. Tercatat, penerimaan pajak mencapai Rp162,23 triliun pada Januari 2023.
"Ini karena banyak efisiensi digitalisasi, efisiensi batu bara segala macam, karena digitalisasi tadi. Itu kadang-kadang kita ndak sadar, terjadi perubahan transformasi digital," ucapnya.
Dia menyebut, bunga utang pinjaman proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung untuk sementara disepakati sebesar 3,4 persen. Sebelumnya, besaran bunga telah ditetapkan sebesar 4 persen.
"Soal bunga kita berharap ya segera, kemarin dia sudah mau turun dari 4 persen ke 3,4," ucapnya.
Meski begitu, dia terus melakukan negosiasi penurunan bunga utang ke China Development Bank (CDB). Dia ingin bunga proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung tersebut bisa turun hingga 2 persen.
Adapun, jumlah uang yang akan dipinjam Indonesia mencapai USD 560 juta ke China Development Bank (CDB). Utang itu akan digunakan untuk membayar pembengkakan biaya atau cost overrun KCJB senilai USD 1,2 miliar atau berkisar Rp18,2 triliun.
Lebih lanjut, dia optimis Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) siap beroperasi pada 18 Agustus 2023. Sehingga diharapkan akan menjadi kado istimewa bagi ulang tahun RI ke 78.