Pengamat Politik Rocky Gerung mengomentari perihal kehebohan yang belakangan ini terjadi di Indonesia mulai dari skandal Rp349 triliun di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) hingga soal Ketua KPK Firli Bahuri.
Rocky menyebut ada pembusukan politik melalui pembangkangan yang dilakukan dari internal institusi baik dalam skandal di Kemenkeu maupun kasus Firli.
Seperti diketahui, Firli Bahuri dilaporkan ke Dewan Pengawas KPK terkait dugaan kebocoran dokumen penyelidikan kasus korupsi tunjangan kinerja atau tukin di Kementerian ESDM.
“Awal dari pembusukan politik adalah yang disebut pembangkangan dari dalam,” ujar Rocky, dikutip WE NewsWorthy dari kanal YouTube pribadi pada Kamis (13/4/2023).
Dalam kasus Firli, pembangkangan datang dari internal KPK yang tidak mau menuruti keinginan Firli sebagai ketua KPK.
Sementara itu dalam kasus transaksi mencurigakan di Kemenkeu, pembangkangan dilakukan oleh Menko Polhukam Mahfud MD meskipun dengan cara halus.
“Di dalam ada pembangkangan. Terbukti itu yang membangkang pada Firli. Di dalam kabinet juga ada pembangkangan. Bagaimanapun Mahfud itu membangkang sebetulnya. Tapi oke masih soft pembangkangan lemah lembut lah masih ada taktik,” jelas Rocky.
Tidak hanya di dalam institusi pemerintah, pembangkangan dari dalam juga terjadi pada koalisi partai politik seperti Koalisi Perubahan untuk Persatuan dan Koalisi Besar.
Ahli ilmu filsafat ini kemudian menyimpulkan bahwa kerusakan atau kerapuhan institusi datangnya dari internal dan hal itu juga yang menyebabkan rusaknya demokrasi.
“Jadi kelihatannya kerusakan institusi-institusi atau kerapuhan institusi itu yang akan mematahkan jadi demokrasi bisa patah justru dari dalam,” ujar Rocky.