Sebuah dokumen bernama Vulkan Files tiba-tiba menggegerkan publik.
Pasalnya, dokumen yang bocor dari NTC Vulkan itu membongkar rencana untuk memperkuat kemampuan perang dunia maya yang dijalankan Presiden Rusia Vladimir Putin.
'Vulkan Files', yang berasal dari 2016 hingga 2021, dibocorkan oleh pelapor anonim yang marah karena perang Rusia di Ukraina. Kebocoran seperti itu dari Moskow sangat jarang terjadi.
Beberapa hari setelah invasi Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, sumber itu mendekati surat kabar Jerman Süddeutsche Zeitung dan mengatakan divisi operasional dan intelijen angkatan bersenjata Rusia bernama GRU dan layanan keamanan federal FSB bersembunyi di belakang Vulkan.
"Masyarakat harus tahu bahayanya," kata pelapor dalam laporan The Guardian, dikutip Sabtu (1/4/2023).
"Karena peristiwa di Ukraina, saya memutuskan untuk mengumumkan informasi ini. Perusahaan melakukan hal-hal buruk dan pemerintah Rusia pengecut dan salah. Saya marah tentang invasi ke Ukraina dan hal-hal buruk yang terjadi di sana. Saya harap Anda dapat menggunakan informasi ini untuk menunjukkan apa yang terjadi di balik pintu tertutup."
Secara rinci, kebocoran tersebut berisi email, dokumen internal, rencana proyek, anggaran, dan kontrak.
Mereka menawarkan wawasan tentang upaya penyapuan Kremlin di dunia maya, pada saat sedang melakukan perang melawan Ukraina.
Namun, tidak diketahui apakah alat yang dibuat oleh Vulkan telah digunakan untuk serangan dunia nyata, di Ukraina atau di tempat lain.
Sumber tersebut kemudian membagikan data dan informasi lebih lanjut dengan startup investigasi Paper Trail Media yang berbasis di Munich.
Selama beberapa bulan, jurnalis yang bekerja untuk 11 media, termasuk The Guardian, Washington Post, dan Le Monde, telah menyelidiki dokumen tersebut dalam konsorsium yang dipimpin oleh Paper Trail Media dan Der Spiegel.
Diketahui ada ribuan halaman dokumen rahasia mengungkapkan bagaimana para insinyur Vulkan telah bekerja untuk militer Rusia dan badan intelijen.
Mereka mendukung operasi peretasan, melatih operator sebelum menyerang infrastruktur nasional, menyebarkan disinformasi, serta mengontrol bagian-bagian internet.
Pekerjaan perusahaan terkait dengan layanan keamanan federal atau FSB, agen mata-mata domestik; divisi operasional dan intelijen angkatan bersenjata, yang dikenal sebagai GOU dan GRU; serta SVR, organisasi intelijen asing Rusia.
Satu dokumen menghubungkan alat serangan dunia maya Vulkan dengan Sandworm, grup peretas terkenal yang menurut pemerintah Amerika Serikat (AS) sudah dua kali menyebabkan pemadaman listrik di Ukraina, mengganggu Olimpiade di Korea Selatan (Korsel) dan meluncurkan NotPetya, malware paling merusak secara ekonomi dalam sejarah.
Dengan nama kode Scan-V, grup hacker tersebut menjelajahi internet untuk mencari kerentanan, yang kemudian disimpan untuk digunakan dalam serangan dunia maya di masa mendatang.
Sistem lain, yang dikenal sebagai Amezit, merupakan cetak biru untuk mengawasi dan mengendalikan internet di wilayah-wilayah di bawah komando Rusia, dan juga memungkinkan disinformasi melalui profil media sosial palsu.
Sementara itu, sistem ketiga yang dibangun Vulkan, bernama Crystal-2V, adalah program pelatihan untuk operasi siber dalam metode yang diperlukan untuk meruntuhkan infrastruktur kereta api, udara, dan laut.
Lima badan intelijen barat mengonfirmasi, file Vulkan tampaknya asli. Namun, baik perusahaan vulkan dan Rusia tidak menanggapi banyak permintaan komentar terkait bocornya file tersebut.