Syekh Siti Jenar merupakan penyebar agama Islam pada era Wali Songo dan awal berdirinya kesultanan Demak Bintoro. Syekh Siti Jenar memiliki pandangan-pandangan yang kontroversial.
Guru Kebo Kenongo atau Ki Ageng Pengging itu dikenal sebagai penyebar ajaran Sasahidan yang berpijak pada konsep manunggaling kawulo-gusti.
Yakni ajaran yang menjadi polemik Wali Songo karena Siti Jenar mengajarkan terbuka kepada masyarakat awam.
Dalam buku Atlas Wali Songo (2016) Siti Jenar juga disebut penggagas komunitas baru yang mengubah konsep feodalistik kawulo (hamba atau budak) menjadi egaliter dengan pembukaan hunian baru yang disebut Lemah Abang.
Sebagaimana kematiannya, asal-usul Siti Jenar juga diselimuti misteri. Berikut kontroversi asal-usul Syekh Siti Jenar yang dikenal masyarakat Jawa.
1.Cacing yang Menjelma Manusia
Sebuah versi menyebut Siti Jenar awalnya adalah seekor cacing. Dalam Babad Demak dan Babad Tanah Jawi dikisahkan cacing itu tak sengaja menempel pada perahu yang di atasnya berada Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga.
Perahu berada di tengah lautan. Saat perahu bocor dan ditambal dengan tanah merah (lemah abang), di luar sepengetahun Sunan Kalijaga, cacing ikut terbawa.
Saat Sunan Bonang membeberkan wejangan rahasia kepada Sunan Kalijaga, cacing turut mendengarnya. Akibatnya seketika menjelma menjadi manusia, yakni Syekh Siti Jenar.
2.Putra Sunan Gunung Jati
Versi lain menyatakan Syekh Siti Jenar bernama Abdul Jalil. Dalam The Nine Saint of Java (1996) yang mengutip naskah tulisan tangan Raden Ngabehi Soeradipoera, Abdul Jalil merupakan putra Sunan Gunung Jati.
3.Tukang Sihir
Siti Jenar adalah seorang tukang sihir yang bernama San Ali Anshar. Catatan Serat Walisana menuliskan, San Ali berusaha menjadi murid Sunan Giri, namun oleh Wali Songo yang bergelar Prabu Satmata itu ditolak.
Siti Jenar tetap bersikukuh memperoleh ilmu rahasia Sunan Giri.
4.Putra Ratu Cirebon
Ada versi yang menyebut Siti Jenar merupakan putra Ratu Cirebon yang tengah menjalankan misi menyebarkan Islam di seluruh tanah Jawa.
Syiar Islam diikuti dengan membuka pedukuhan-pedukuhan yang kemudian dinamai Lemah Abang. Cerita itu diyakini oleh para penganut tarekat Akmaliyah.
Pedukuhan Lemah Abang tersebut tersebar mulai dari wilayah Banten (Barat) hingga Banyuwangi (Timur).
5.Lahir di Malaka
Siti Jenar diyakini lahir di Malaka dengan nama Abdul Jalil. Menurut naskah Wangsakertan Cirebon, yakni Negara Kretabhumi, Sargha III pupuh 76, Abdul Jalil merupakan sepupu Syekh Datuk Kahfi dan putra Syekh Datuk Shaleh.
6.Keturunan Nabi Muhammad SAW
Sebuah versi menyatakan Syekh Siti Jenar adalah keturunan Nabi Muhammad SAW. Hal itu sesuai dengan naskah Wangsakertan, Pustaka Rajya-rajya I Bhumi Nusantara Jilid V: II-2.
Urutannya dari Fatimah Az-zahra dan Ali Bin Abi Thalib turun ke Husein, terus ke Ali Zainal Abidin, kemudian berlanjut ke Ja'far Shadiq hingga ke Maulana Abdul Malik yang bertempat tinggal di Bharata Nagari.