Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

'Sri Mulyani Sibuk Radikal-Radikul, Ternyata Kemenkeu Bobol Rp300 Triliun!'


 Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud Md mengungkap adanya temuan transaksi mencurigakan senilai Rp 300 triliun di Kementerian Keuangan.

Temuan ini, kata Mahfud, di luar transaksi janggal Rp 500 miliar dari rekening eks pejabat Ditjen Pajak Rafael Alun Trisambodo dan keluarganya.

"Saya sudah dapat laporan terbaru tadi pagi, malah ada pergerakan mencurigakan senilai Rp300 triliun di lingkungan Kementerian Keuangan yang sebagian besar ada di Direktorat Jenderal Pajak dan Bea Cukai," kata Mahfud MD di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Rabu, 8 Maret 2023.

TEMUAN yang diungkap Mahfud MD ini sontak bikin geger publik.

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhamamd Said Didu mengungkap kembali jejak digital tudingan radikal radikul oleh Menkeu Sri Mulyani terhadap pegawai Kemenkeu.

"Ibu Menkeu yth, apakah staf @KemenkeuRI yg "merampok" negara adalah yg Ibu pernah cap sebagai kaum radikal di Kemenkau ?" sentil Said Didu di Twitter.

Said Didu mengunggah jejak digital pemberitaan detikcom: "Ngeri! Sri Mulyani Akui Radikalisme Sudah Masuk Kemenkeu".

👇👇

 


 

Ngeri! Sri Mulyani Akui Radikalisme Sudah Masuk Kemenkeu

Menteri Keuangan Sri Mulyani kumpul bareng dengan para tokoh-tokoh Indonesia. Mereka berkumpul dalam acara Temu Kebangsaan: Merawat Semangat Hidup Berbangsa. Menpolhukam Mahfud MD dan Sekjen Gerakan Suluh Kebansaan Alissa Wahid pun ikut hadir dalam acara ini.

Isu kebangsaan akan menjadi topik diskusi para tokoh-tokoh ini. Dalam acara ini Sri Mulyani menjadi salah satu pembicara kunci, dia diminta menceritakan peran rasa kebangsaan dalam tubuh Kemenkeu.

Dalam ceritanya, dia menyebut bahwa ada hal yang lebih melelahkan dibandingkan mengurus keuangan negara.

Awalnya, Sri Mulyani bercerita bahwa kementeriannya dihinggapi banyak gerakan-gerakan religius yang eksklusif. Pegawai Kemenkeu pun mulai terkotak-kotakan.

"Menjelang pemilu kemarin itu saya observasi di Kemenkeu ada di bawah ketegangan. Bawahan saya jadi visible keagamannya, mulai dari appearance menunjukkan identitas. Bahkan untuk beberapa dia mengkotak-kotak ekslusif, dan ada ketegangan," cerita Sri Mulyani, di Hotel Aryaduta, Tugu Tani, Jakarta Pusat, Kamis (19/12/2019).

Bahkan, dia sempat bercerita sering mendapatkan pesan yang menyebutkan bahwa Kemenkeu mulai dimasuki gerakan radikal keagamaan.

Dia menyatakan percakapan antara dia dan bawahannya menjadi kunci untuk memastikan Kemenkeu tetap berbangsa dan terhindar dari gerakan radikalisme.

Percakapan itu dilakukannya lewat sebuah forum rapat pimpinan Kemenkeu. Rapat itu dihadiri eselon I dan II Kemenkeu.

"Semenjak saya jadi Menkeu, sering dapat WA, bu tempat ibu ada yang radikal. Orang ngomong gini ada maksudnya kan, apakah fitnah maka harus di-clear-kan. Atau ada asap ada apinya, maka saya cari ada nggak apinya di sini," ucap Sri Mulyani.

"Dalam konteks ini lah kami buat conversation, dalam sebuah rapat pimpinan usai pemilu saya ajak semua bicara," ujarnya.

Dalam rapat pimpinan itu dia berdialog dengan bawahannya mengenai nilai kebangsaan. Dia meminta semua bawahannya bisa netral dalam segala hal, mulai dari sikap politik sampai ke penampilan.

Dalam forum itu pun menurutnya bawahannya banyak bicara dan terbuka perihal apa yang dirasakan mereka. Termasuk yang disebut Sri Mulyani terkena gerakan eksklusif keagaamaan.

"Saya datangi mereka, saya tanya kenapa kamu begini, sampai di Instagram juga memposting hal yang kurang bagus. Ini hak kamu, saya nggak masalah, tapi kamu pejabat bawa nama instansi nggak fit, nggak pas kalau kayak gini. Kita harus netral," kisah Sri Mulyani.

"Akhirnya ya semua terbuka, itu jadi forum terbuka semua boleh bicara, bergantian. Saya juga minta jangan ada rekaman jadi its safe place untuk bercerita," ungkapnya.

Saking panjangnya, pertemuan yang dilakukan berakhir hingga tengah malam dan membuatnya lelah.

Di momen itu lah dia bicara mengurus nilai kebangsaan bawahannya lebih berat dibanding mengurus keuangan negara.

"Energi saya terkuras habis, ngurusin hal ini. Capek. Ini lebih susah daripada ngurusin keuangan negara. Sampai jam 12 itu lebih saya buka conversation sama mereka," ucap Sri Mulyani.


Mahfud MD Ungkap Transaksi Mencurigakan Rp 300 Triliun di Kemenkeu

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyebut transaksi mencurigakan di Kementerian Keuangan senilai Rp300 triliun merupakan akumulasi sejak 2009 dengan melibatkan sebanyak 460 orang.

"Itu tahun 2009 sampai 2023. Ada 160 laporan lebih sejak itu, tidak ada kemajuan informasi, sesudah diakumulasikan semua melibatkan 460 orang lebih di kementerian itu. Sehingga akumulasi terhadap transaksi yang mencurigakan itu bergerak di sekitar Rp300 triliun," kata Mahfud di Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII), Jalan Kaliurang, Sleman, Rabu 8 Maret 2023.

Mahfud menuturkan laporan sejak 2009 terkait transaksi janggal itu tidak segera mendapat respons hingga akhirnya menumpuk.

Seperti kasus Rafael Alun Trisambodo, menurut Mahfud, kadang kala respons baru diberikan dan dibuka ke publik sesudah mencuat kasus di permukaan.

"Kadang kala respons itu muncul sesudah menjadi kasus kayak yang Rafael. Rafael itu menjadi kasus lalu dibuka, lho ini sudah dilaporkan tapi kok didiemin gitu, baru sekarang bisa dibuka," kata dia.

Menurut dia, hal serupa juga pernah terjadi pada kasus tindak pidana pencucian Uang (TPPU) yang menjerat mantan Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Ditjen Pajak Angin Prayitno Aji.

"Dulu Angin Prayitno sama, enggak ada yang tahu sampai ratusan miliar diungkap oleh KPK, baru dibuka. Nah itu saya kira karena kesibukan yang luar biasa sehingga perlu sistem saja menurut saya," ujar mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.

Kendati demikian, Mahfud mengapresiasi upaya yang telah dilakukan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang bergerak cepat melakukan pembersihan dugaan pencucian uang di kementerian itu.

"Saya sangat hormat dan salut dengan Bu Sri Mulyani yang hebat untuk membersihkan itu, sudah lama mengambil tindakan-tindakan cepat tapi menumpuk sebanyak itu karena itu bukan Sri Mulyani. Itu ganti menteri sudah empat kali itu kalau sejak 2009 tidak bergerak," kata dia.


Sumber Berita / Artikel Asli : portalislam

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved