Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih mengadukan dugaan kecurangan dalam verifikasi faktual partai politik calon peserta Pemilu 2024.
Direktur Eksekutif Netgrit Hadar Nafis Gumay bahkan menyebut Sistem Informasi Partai Politik (Sipol) KPU banyak membantu meloloskan Partai Gelora.
Terkait hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menilai ada upaya terstruktur, sistematis, dan masif yang dilakukan Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih untuk mematikan partai agar tak bisa mengikuti Pemilu 2024.
Fahri membantah ada permintaan dari Istana yang memerintahkan Ketua KPU Hasyim Asy'ari dan komisioner KPU pusat lainnya yang menginstruksikan KPU provinsi untuk meloloskan Partai Gelora dalam verifikasi faktual seperti yang ditudingkan Haedar dkk ke Komisi II DPR, Rabu (12/1).
Dia mengaku heran dengan manuver Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih yang melapor persoalan KPU ke Komisi II DPR.
Apalagi, dalam laporannya kumpulan lembaga swadaya masyarakat (LSM) tersebut membawa-bawa nama Istana.
"Ngakunya [koalisi] masyarakat sipil tapi yang dibela pengusaha dan konglomerat bikin parpol. Ada-ada saja, saya khawatir mantan pimpinan KPU ini dipakai dan masuk angin, terus buangnya sembarangan," kata Fahri dalam keterangannya, dikutip Jumat (13/1).
Fahri menegaskan, Hadar dkk membawa agenda terselubung dari para pengusaha dan konglomerat tertentu, karena takut akan adanya perubahan total yang dibawa Partai Gelora.
"Mereka takut dengan gelombang rakyat yang akan menuntut pembaharuan total dalam cara kita bernegara melalui Partai Gelora.
Karena takut hukum tegak, korupsi dan segala kejahatan hilang. Mereka takut Indonesia bersatu mengubah nasib menjadi kekuatan yang diperhitungkan," ucap Fahri.
Menurut Fahri, Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih seharusnya mendukung ide demokrasi supaya para intelektual mudah bikin parpol, bukan jadi monopoli pengusaha atau konglomerat saja.
Selain itu, lanjut Fahri, Partai Gelora juga telah mengajak seluruh parpol peserta Pemilu 2024 untuk adu debat gagasan dan pikiran mereka.
Sehingga publik dapat mengetahui program parpol mereka, apakah membawa aspirasi rakyat atau tidak.
"Kita ajak debat adu pikiran, malah main belakang, mau main jegal. Kita kritik sistem pemilu lama, eh malah sekongkol dengan pemain lama. Partai Gelora tidak takut hadapi konspirasi mereka. Mereka marah karena gagal hentikan langkah kami, sekarang mau perang terbuka. Ayo!" tegasnya.
Fahri mengungkapkan selama proses verifikasi partai politik peserta Pemilu 2024 ada upaya untuk menghilangkan data-data yang sudah diinput agar tidak memenuhi syarat oleh kelompok tertentu saat verifikasi faktual.
"Partai Gelora ini ingin dimatikan, aneh data kami hilang tidak jelas. Sekarang ketika kami resmi jadi peserta Pemilu 2024 dan mendapatkan nomor urut 7, malah kebakaran jenggot enggak karuan," ujarnya.
Fahri bahkan menilai Haedar dan Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih justru ingin melindungi partai tertentu, yang sebenarnya tidak lolos sebagai peserta Pemilu 2024.
Padahal kepengurusan dan kantor Partai Gelora dari pusat hingga di daerah semua ada, tidak ada memanipulasi.
"Jadi sekarang kamu ketahuan, terbongkarlah siapa dalang kecurangan ini. Jadi sasaran mereka bukan penyelenggara pemilu, sebab mereka juga mantan penyelenggara yang curang dulu. Rahasia mereka juga masih disimpan sama yang sedang mimpin sekarang. Makanya Partai Gelora menjadi sasaran mereka, karena dugaan saya mereka semua takut kami menang. Sangat takut, naudzubillah," tuturnya.
Fahri mengingatkan semakin Partai Gelora 'dikeroyok' dan ditekan, maka akan semakin terlihat kemenangan dalam memimpin Indonesia di 2024 pada mendatang.
"Dalam sejarah, setiap bayi yang lahir yang datang akan membawa perubahan besar, pastilah ingin dimatikan oleh kemapanan oligarki dan kekuasaan. Mohon doa untuk Partai Gelora agar siap menghadapi segala komplotan," katanya.
Fahri juga mengaku heran terhadap Haedar dan Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih yang tidak mendukung gagasan Partai Gelora mengajak adu debat gagasan 18 parpol demi kebaikan pemilu yang akan datang.
"Sekali lagi kami mau tarung gagasan untuk kebaikan pemilu yang akan datang. Partai Gelora dan para tokohnya punya reputasi untuk memperbaiki keadaan termasuk sistem pemilu. Ayo berdebat dan bertanding, jangan main belakang," katanya.
"Jadi tolong sandingkan 18 partai peserta pemilu untuk berdebat, termasuk Partai Gelora. Tatap baik-baik, tetapi kenapa kalian pilih kami sebagai sasaran konspirasi? Kenapa kalian sekongkol bersama yang kaya dan berkuasa? Apa agenda kalian? Jika kalian punya maksud baik, untuk siapa?" pungkasnya.