Pentolan Partai Gelora Fahri Hamzah menyoroti bagaimana partainya diserang isu telah mendapatkan bantuan Istana untuk lolos Pemilu 2024.
Dirinya tak habis pikir ketika isu tersebut dikait-kaitkan dengan kritikan tajam yang kerap dilontarkannya kepada Anies Baswedan.
Hal tersebut langsung ditanggapinya lewat media sosial dengan sebuah pernyataan tegas dan cukup tajam.
Fahri mengatakan bahwa pihaknya sedang ingin membawa perubahan, namun perubahan tersebut berusaha dimatikan oleh oligarki dan kekuasaan.
"Dalam sejarah, Setiap bayi yang lahir yang datang membawa perubahan besar pastilah ingin dimatikan oleh kemapanan oligarki dan kekuasaan.Mohon doa untuk @partaigeloraid agar siap menghadapi segala komplotan," cuit Fahri.
Fahri Hamzah balik menuding ada konspirasi yang ingin menjatuhkan Partai Gelora seiring mencuatnya isu tersebut.
"Kita ajak debat adu pikiran, malah main belakang mau main jegal. Kita kritik sistem pemilu lama eh para mantan curang sekongkol dengan pemain lama. @partaigeloraid tidak takut hadapi konspirasi mereka. Marah karena gagal hentikan langkah kami sekarang mau perang terbuka. Ayo!," tantang Fahri.
Bagi Fahri, sasaran dari koalisi masyarakat sipil itu bukan untuk menjatuhkan KPU RI tapi ingin menjatuhkan Partai Gelora.
"Sasaran mereka bukan penyelenggara pemilu sebab mereka juga mantan penyelenggara yang curang dulu. Rahasia mereka juga masih disimpan sama yg sedang mimpin sekarang. Jadi sasaran mereka adalah @partaigeloraid. Dugaan saya mereka semua takut kami menang. Sangat takut," ujar dia.
Fahri lalu menyindir koalisi masyarakat sipil yang membuka fakta mengenai Partai Gelora di DPR RI. Menurut Fahri, mereka hanya mengaku masyarakat sipil tapi yang dibela adalah pengusaha dan konglomerat yang membuat partai politik.
"Jangankan mau mendukung ide demokrasi supaya para intelektual mudah bikin parpol. Ngakunya masyarakat sipil tapi yang dibela pengusaha dan konglomerat bikin parpol. Ada2 aja, saya khawatir mantan pimpinan KPU ini diapakai dan masuk angin trus buangnya sembarangan," ujar Fahri Hamzah.