Pengamat kebijakan publik Gigin Praginanto menyoroti gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di dalam negeri yang ternyata sudah mencapai jutaan orang.
Hal tersebut ditanggapi Gigin Praginanto melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Gigin Praginanto menyentil soal para pengendali kekuasaan.
Gigin Praginanto juga menyebutkan bahwa para penguasa itu bahkan terlihat santai dan asik menghamburkan uang demi proyek.
"Para pengendali di pusat kekuasaan kelihatan santai saja. Mereka tetap asik menghamburkan uang untuk proyek-proyek mercusuar seperti kereta cepat Jinping Jakarta-Bandung," ungkap Gigin Praginanto dikutip NewsWorthy dari akun Twitter pribadi miliknya, Jumat (13/1).
Sementara itu, jumlah korban PHK yang mencapai jutaan tersebut ditegaskan Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Anton J Supit, mengutip data pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) BPJS Ketenagakerjaan sepanjang Januari-November 2022.
"Soal PHK, tahun lalu, sampai November, jumlah buruh yang mencairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan sudah mencapai 919 ribu orang dengan alasan PHK. Kalau ditambah alasan mengundurkan diri sudah 1,6 juta sekian," ujar Anton dikutip CNBC.
"Supaya kita jangan tereliminir data yang sumir, kecil, dan lain-lain. Yang mengundurkan diri juga bisa-bisa PHK juga karena sering kali ditawarkan paket mengundurkan diri," sambungnya.
Jumlah pencairan dana JHT BPJS Ketenagakerjaan itu, kata Anton, juga belum mencerminkan kondisi sebenarnya di lapangan. Pasalnya, kata dia, tidak semua buruh atau pekerja di Indonesia langsung mencairkan JHT usai di-PHK.
"Dan, nggak semua pekerja anggota BPJS Ketenagakerjaan. Itu clear," katanya.
"Jadi, kalau data pencairan saja sudah 919 ribu orang lebih, saya yakin PHK sudah jauh lebih besar karena nggak semau pekerja mencairkan JHT," imbuh Anton.