Pengamat politik Rocky Gerung mengomentari perihal Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang belakangan ramai dibicarakan lantaran kebijakan-kebijakannya.
Salah satu kebijakan yang disorot Rocky yaitu soal petugas PJLP (Penyedia Jasa Lainnya Perorangan) yang dibatasi oleh Heru menjadi 56 tahun.
Pertimbangannya yaitu Undang-Undang Ketenagakerjaan dan faktor kesehatan PJLP yang berusia lebih dari batasnya.
Menanggapi hal tersebut, Rocky menilai cara Heru memberikan argumen sangat dangkal. Hal tersebut membuat Heru terjebak dalam opini publik.
“Cara untuk memberi argumen juga dangkal sekali. Dan kita tetap ingat bahwa Pak Jokowi memang salah nitipin orang sebetulnya dan orang yang salah ini justru terjebak dalam opini publik,” ujar Rocky, dikutip NewsWorthy dari kanal YouTube Rocky Gerung pada Rabu (21/12).
Dosen filsafat ini lantas menyoroti bahwa pada dasarnya penunjukan Heru merupakan keinginan Istana untuk menghalangi laju Anies Baswedan.
Namun, bukannya menghalangi laju Anies ke Istana, yang dilakukan Heru justru memancing emosi warga DKI Jakarta.
“Poin dasarnya adalah karena ada keinginan Istana, diucapkan atau tidak, untuk menghalangi Anies maka dikirim lah seseorang yang akhirnya bukan menghalangi Anies tapi dia memancing emosi rakyat Jakarta,” ujar Rocky.
Rocky bahkan memprediksi Heru bisa dicatat sebagai gubernur yang paling banyak dicaci maki ketika menjabat. “Ini akan dicatat sebagai gubernur yang paling banyak dicaci maki,” ujarnya.