Belum adanya calon presiden dan wakil presiden yang dideklarasikan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) cukup beralasan.
Meski partai dan koalisi lain sudah sesumbar menampilkan jagoannya, PDIP masih melangkah hati-hati. Hal ini lantaran status PDIP adalah partai pemenang Pemilu 2019 dan berhasrat ingin melanjutkan kemenangan.
Kekuatan politik yang dimiliki PDIP memang cukup mumpuni untuk menentukan capres tapi tentu tidak hanya capres tapi juga cawapresnya.
"Bagaimana cara PDIP kembali menang? Inilah yang sedang dikaji benar-benar dan hitung matang-matang, sebab tidak bisa main-main kalau mau hatrick," kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (26/12).
Silaen mencermati, Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP tidak mau terjebak dalam manuver partai lain yang terburu-buru mendeklarasikan capres.
"PDIP tak mau salah pilih, apalagi sampai keok di tengah jalan. Ini sangat penting bagi Megawati sebagai pemilik hak prerogatif yang diberikan oleh kongres. Dia tak mau gegabah apalagi sampai salah langkah politik," ungkap Silaen.
Silaen pun memandang keputusan hati-hati PDIP ini sudah cermat dan pasti.
"Inilah profil ketua umum PDIP yang juga seorang kaum ibu keluarga yang penuh pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Beda dengan kaum pria, maunya cepat-cepat, tapi kurang tuntas," tutup Silaen.