Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun, menyinggung perihal isu penundaan Pemilu 2024 yang belakangan kembali berhembus.
Awalnya, Refly mengira Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya dikelilingi oleh orang-orang yang ingin terus menjabat sehingga mereka terus menggaungkan perpanjangan masa jabatan.
Tetapi, ia tidak berpikir bahwa Istana juga menginginkan perpanjangan masa jabatan menjadi 3 periode di mana salah satu wacana yang digulirkan yaitu penundaan Pemilu 2024.
“Saya dengar pernyataan itu makin yakin bahwa mereka yang ngomong tentang 3 periode itu hanyalah omongan-omongan yang pengen terus menjabat karena merasa nikmat,” ujar Refly, dikutip NewsWorthy dari kanal YouTube Refly Harun pada Senin (26/12).
Namun, belakangan Refly mendegar dari seorang informan bahwa perpanjangan masa jabatan menjadi 3 periode bukan sekadar isu dan Istana tengah mengupayakan agar hal tersebut terwujud.
“Belakangan, berdasarkan informasi yang saya dengar-tentu informasi yang tidak bisa saya sampaikan dari siapa, saya baru sadar ternyata ini soal yang serius bagi Istana. Bahwa, keinginan untuk menjabat 3 periode itu memang ada dan diupayakan,” ujar Refly.
Pengamat politik ini lantas menyoroti pernyataan ketua partai politik pendukung Istana seperti Muhaimin Iskandar, Airlangga Hartarto, hingga Zulkifli Hasan.
Menurutnya, pernyataan ketua-ketua partai politik tersebut termasuk salah satu cara untuk mengetahui bagaimana reaksi publik tentang perpanjangan masa jabatan itu.
“Saya tidak melihat itu (pernyataan soal 3 periode) sekedar spontanitas. Tapi saya melihat itu adalah by design untuk testing the water,” pungkas Refly.