Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat blak-blakan mengutarakan rasa kemarahannya pada DPR terkait peristiwa kecelakaan kereta teknis Kereta Cepat Jakarta – Bandung (KCJB) pada Minggu (18/12).
Diketahui, korban kecelakaan proyek kereta cepat berjumlah dua orang yang meninggal dunia.
Hal itu ditanggapi Achmad Nur Hidayat dalam tayangan di channel YouTube pribadi miliknya. Dalam tayangan itu, Achmad Nur Hidayat mengungkapkan bahwa DPR seharusnya segera memanggil kontraktor Kereta Cepat saat kecelakaan terjadi pada hari Minggu tersebut.
Menurut Achmad Nur Hidayat, DPR berhak akan hal itu lantaran proyek yang juga didanai menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
"Saya kira kalau DPR-nya hidup, tidak mati, itu kejadian hari Minggu itu sudah ada korban jiwa lagi, apalagi ini investasi yang dibiayai oleh APBN, itu hari Senin-nya harus dipanggil itu Direktur KCIC itu," ungkap Achmad Nur Hidayat dikutip NewsWorthy dari tayangan di channel YouTube pribadi miliknya, Selasa (27/12).
Lanjut, Achmad Nur Hidayat juga menyinggung terkait penggunaan uang rakyat dalam proyek yang menggunakan uang APBN.
"Kenapa DPR berhak untuk menuntut meminta penjelasan itu? itu karena ini kan duit APBN di Kereta Api Cepat itu. Publik melalui DPR harus tau uang negara uang rakyat itu digunakan dalam proyek ini untuk apa," tutur Achmad Nur Hidayat.
Bahkan, rakyat berhak marah seandainya uang APBN justru digunakan untuk berinvestasi pada proyek yang ugal-ugalan dan asal-asalan.
Achmad Nur Hidayat menilai bahwa sangat disayangkan proyek Kereta Cepat memakan korban jiwa karyawan yang bekerja pada proyek tersebut.
"Kalau untuk proyek asal-asalan, apalagi sampai menimbulkan kecelakaan kerja, apalagi kecelakaan kerjanya pada karyawan yang bekerja di situ, itu rakyat berhak tau dan berhak marah kalau seandainya proyeknya ugal-ugalan, asal-asalan," tandasnya.
Sebagai informasi, insiden kecelakaan KCJB terjadi di trase kereta cepat Kampung Campaka, Desa Campakamekar, Kecamatan Padalarang, Kabaupaten Bandung Barat pada Minggu (18/12). Dua orang warga negara asing (WNA) asal Cina tewas akibat insiden itu.