Managing Director Political Economy and Policy Studies Anthony Budiawan mengumpamakan ketika PDI Perjuangan tidak sejalan dengan penguasa, maka hal itu bisa menjadi bumerang.
"PDIP memang “seksi”, bisa mengusulkan capres sendiri tanpa tergantung partai lain. Tetapi, ketika tidak lagi sejalan dengan penguasa, maka keseksiannya bisa menjadi bumerang: target di“kudeta”. Tidak tanggung-tanggung, target penghancuran langsung diarahkan ke Puan dan Megawati," cuit Anthony Budiawan di lini masa Twitternya yang dikutip dari FAJAR.CO.ID, Senin (31/10/2022).
Dia menilai, sepertinya sikap politik PDIP dan Megawati Soekarnoputri bertentangan dengan keinginan para oligarki penguasa yang mau meneruskan status quo, mau mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres 2024.
Di lain pihak, Megawati tidak berkenan, alasannya belum menentukan capres: atau mau mendorong Puan?
"Perselisihan semakin keras dan terbuka. Pertama, Puan langsung jadi sasaran tembak. Sekelompok orang mengaku Sahabat GP 2024 minta KPK periksa Puan dalam skandal E-KTP: permintaan wajar atau politis? Puan dianggap penghalang untuk bisa capreskan Ganjar?" kata dia.
Sasaran kedua langsung mengarah ke jantung lawan, mematikan. Relawan Ganjar doakan Jokowi terpilih jadi Ketum PDIP.
"Artinya, Megawati akan dikudeta? Apakah akan ada “PDIP tandingan” dan Megawati tersingkir? Apakah tanda Trah Soekarno akan berakhir?," tanyanya.
"Apakah Megawati akan diam saja? Kekuatan Megawati semakin melemah? PDIP sudah terpecah: semakin banyak yang mendukung Ganjar, bahkan mendukung Jokowi? Atau Megawati akan melawan, dan balik “kudeta” Jokowi, melalui parlemen, seperti kejatuhan Gus Dur? Apakah Megawati masih mampu?" pungkasnya.