Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Andi Arief mengklaim gelombang 'tsunami' keinginan rakyat untuk perubahan di Indonesia sudah terasa jelang Pilpres 2024.
Dia berkaca dari hasil survei Litbang Kompas yang menyatakan elektabilitas Partai Demokrat sebesar 14 persen.
"Kalau itu tsunami yang enggak bisa dibayar dengan uang dan sebagainya, itu terasa cukup kuat," Kata Andi saat berkunjung ke redaksi, Rabu (2/11).
Andi juga mencontohkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada pemilihan presiden 2004 lalu. Kala itu, Demokrat merupakan partai baru.
Namun, lantaran masyarakat sudah mendambakan perubahan, maka capres dari Demokrat jadi terpilih.
Andi menganggap tingkat akurasi Litbang Kompas cenderung tepat.
Pada 2014 lalu misalnya, perolehan suara Demokrat diprediksi anjlok berdasarkan Litbang Kompas.
Andi mengatakan itu terjadi. Demokrat banyak kehilangan suara dan kursi DPR.
"Di Tahun 2018, benar juga, " kata dia.
Atas dasar itu, Andi menganggap survei Litbang Kompas terbaru patut dianggap serius.
Terutama korelasi antara keinginan perubahan dari masyarakat dengan elektabilitas partai politik yang saat ini berada di luar pemerintahan.
"Tapi ini masih kita uji lagi," kata Andi.
Sebelumnya, merujuk hasil survei Litbang Kompas, elektabilitas Partai Demokrat melejit hingga berada di urutan tiga besar.
Elektabilitas Demokrat sebesar 14 persen. Berada di bawah PDIP 21,1 persen dan Gerindra 16,2 persen. Elektabilitas Golkar hanya 7,9 persen.
Survei dilakukan sepanjang 24 September - 7 Oktober lalu dengan melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi.
Tingkat kepercayaan 95 persen. Margin of error kurang lebih 2,8 persen.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meminta kadernya tak merasa puas dan jemawa dengan kenaikan elektabilitas versi Litbang Kompas.
AHY mengajak kadernya untuk terus berjuang dan berada di tengah-tengah masyarakat.
Menurutnya, peningkatan elektabilitas Demokrat merupakan wujud harapan rakyat terhadap perubahan dan perbaikan.
"Jangan kecewakan harapan rakyat, karena harapan rakyat perjuangan demokrat," ujarnya